11.5 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Pemkab Simalungun Beli Alat Pengering Bantu Kesulitan Petani Cabai

Simalungun, MISTAR.ID

Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Peternakan (Hanpangnaker) Kabupaten Simalungun, Robert Pangaribuan mengakui belakangan ini petani alami kesulitan merawat tanaman cabai mulai dari pembibitan hingga panen yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Biaya merawat tanaman cabai dari pembibitan hingga panen membutuhkan uang tak sedikit. Sementara harga cabai sendiri tak menentu. Bahkan cenderung di bahwa pasaran,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (14/6/23).

Lanjut Robert, kesulitan yang dialami oleh petani menjadi masalah guna bertahan merawat pertanian cabai, lantaran tidak mencapai titik impas dengan biaya untuk produksi dan pendapatan.

Baca juga: Petani Food Estate Ulu Merah Menanan Jagung Tahap Dua 20 Hektar

“Karena memang untuk merawat harga satu batang cabai minimal biayanya Rp15 ribu. Sementara harga jualnya di pasaran berada di kisaran Rp13 ribu sampai dengan Rp15 ribu. Jadi nggak dapat dia break even point-nya,” kata Robert lagi.

Saat ini, diungkapkan Robert bahwa Pemkab Simalungun tengah berupaya untuk bagaimana hilirisasi tetap berjalan. Meski kendati situasi belum berada dalam titik break even point.

“Harapan kita itu hilirisasi berjalan. Kita juga berencana menyediakan alat penyimpanan/dryer (pengeringan) biar cabai nggak cepat busuk. Rencana kita menyediakan satu unit aja di Kecamatan Dolok Silau, karena memang Kawasan Pertanian Terpadu (KPT),” ungkapnya.

Baca juga: Harga Jual Cabai Anjlok, Petani Dairi Mengeluh Rugi Besar

Dikatakannya lagi, dengan adanya mesin dryer untuk hasil panen cabai. Pemkab Simalungun berharap biaya perawatan cabai bisa lebih ditekan.

“Jadi kalau di harga murah cabai itu dimasukkan ke dryer. Saat ini, komoditi cabai kita surplus 360 ton,” pungkasnya. (Hamzah/hm21).

Related Articles

Latest Articles