16.4 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Ini Keterangan Disperindag ESDM Mengenai Anjloknya Ekspor di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Terkait ekspor di Sumatera Utara (Sumut) yang anjlok berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada April 2023 mengalami penurunan dibandingkan Maret 2023, yaitu dari US$910,39 juta menjadi US$698,02 juta atau turun sebesar 23,33 persen.

Dimana golongan barang yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar pada April 2023 terhadap Maret 2023 adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati yaitu turun sebesar US$104,88 juta (-28,12%), sedangkan golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah golongan ampas/sisa industri makanan sebesar US$3,84 juta (6,94%).

Analis Perdagangan Ahli Muda Bidang Ekspor Disperindag ESDM Provinsi Sumut, Issatriananda Evi Dora Hafni ZS menuturkan bahwa data dari BPS tersebut sudah lengkap semua, baik yang memiliki Surat Keterangan Asal (SKA) pembebasan biaya masuk ke negara tujuan ekspor dan pengurangan biaya masuk atau tidak.

Baca juga: Ekspor Anjlok, Pengamat: Sumut Hadapi Tantangan Perlambatan dan Resesi Negara Lain

Namun, disebutkan Evi khusus di Disperindag ESDM hanya ada data SKA atau Certificate of Origin (COO) karena penerbitan SKA atau COO ada di Disperindag. Sehingga pihaknya hanya bisa merekap data SKA dan COO yang terbit di Disperindag. Sementara untuk penerbitan SKA dan COO ini bisa di Sei Mangkei dan juga bisa lewat Bea Cukai atau juga tidak pakai COO.

“Maka untuk data di kami bukan data finish atau data lengkap hanya ada berdasarkan SKA yang persentasenya hanya 60-70% kalau untuk total. Gak bisa dijadikan secara keseluruhan,” katanya pada Mistar, Rabu (14/6/23).

SKA ini menurut Evi bisa diperoleh melalui perjanjian bilateral atau multilateral antar negara. Maka yang mengurus hal ini harus di Kemendag.

Baca juga: Kementerian Keuangan Sokong Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Masuk ke Pasar Ekspor

“Nah, kenapa kami tidak dapat data ekspor sesungguhnya yang lengkap. Karena data ekspor itu kewenangannya ada di pusat. Kami disini hanya perpanjangan tangan dari Kemendag,” jelasnya.

Menurutnya, saringan terakhir untuk ekspor semua ada di Bea Cukai. Sebab, Bea Cukai memiliki Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) tentu harus keluar untuk ekspor barang.

“Maka Bea Cukai punya data yang valid untuk semua barang melalui Medan atau Belawan ke Sei Mangkek atau melalui udara juga,” jelasnya.

Menyinggung adanya data dari BPS yang menyebutkan penurunan untuk ekspor di Sumut, menurutnya bukan penurunan yang signifikan. Sebab untuk jadwal ekspor itu berbeda-beda. Misalnya ada satu perusahaan itu kontraknya 5 kali atau 6 kali dalam setahun.

Baca juga: Disperindag dan ESDM Imbau Pedagang Tidak Membeli Lagi Pakaian Bekas Berbal-bal

“Jadi jadwalnya berbeda sehingga bulan ini gak ada jadwal ekspor maka belum dikirim. Sepengetahuan kita belum ada penurunan. Sebab kalau mau tahu ada penurunan atau kenaikan itu dalam data satu tahun ya bukan data kuartal. Karena gak bisa kita analisa. Apalagi jadwal pengiriman mereka kapan kita gak tahu. Karena biasanya pengiriman barang atau banyakan permintaan itu ada dimasa-masa seasonal (musiman). Misalnya Imlek banyak permintaan untuk CPO atau lainnya,” jelas Evi lagi.

Untuk data terakhir yang dimiliki Disperindag ESDM terkait ekspor berdasarkan data dari BPS Sumut untuk kondisi perdagangan luar negeri dengan 10 negara mitra utama pada tahun 2022 mengalami kenaikan berdasarkan volume dan nilainya naik.

“Tahun 2021 nilai ekspor tercatat US$11,8 juta naik di 2022 untuk nilai ekspor US$13,1 juta. Jadi ini nilainya naik ya ini. Secara keseluruhan ini masih data dari BPS. Jadi gak ada yang menurun, seperti yang dibilang. Sebab pengiriman ekspor ini jadwalnya berbeda-beda,” ungkapnya.

Baca juga: Disperindag ESDM Sumut Pastikan Bahan Pokok Pangan Aman Hingga Idulfitri 2023

Sehingga apabila ada penurunan salah satu komoditas ekspor pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Lantaran ekspor sendiri murni perjanjian bisnis. Namun, hanya bisa mendukung produk yang bisa di ekspor saja.

“Karena kita tidak bisa memaksa perusahaan. Kami mendukung mana saja produk yang diekspor silahkan. Terkecuali ada permasalahan yang kami tangani misalnya di bidang surat menyurat atau terkendala dengan Bea Cukai mungkin bisa kita jembatani. Tapi kalau spesifikasinya dari kita gak bisa kita hanya memantau apa permasalahannya,” pungkasnya. (Anita/hm20)

Related Articles

Latest Articles