13.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Sejumlah SMA-SMK Cabdis Pendidikan Siantar “Hidup Segan Mati Tak Mau”

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Wilayah Dinas Pendidikan Sumatera Utara Cabang Dinas (Cabdis) Siantar, lebih tepat disebut “Hidup segan mati tak mau.”

Kasi SMA dan PK Cabdis Siantar Hamonangan Aruan juga tidak menampik dan menyebut bahwa memang ada sekolah – sekolah yang sudah terhenti atau non aktif dari aktivitas belajar mengajar seperti di satuan pendidikan pada umumnya.

“Untuk sekolah yang sudah non aktif selama pandemi Covid-19 seperti SMA Swasta Trisakti Pematangsiantar, SMA Swasta Pembangunan, SMA Swasta Maria Goretti dan sekolah yang anak didiknya sangat minim atau kurang peminat antara lain SMA PGRI 10, SMA Swasta Surya, SMA Swasta Dharma Budi dan SMK Swasta Buddist,”sebut Aruan, Selasa (11/1/22).

Baca juga: Sejumlah Sekolah di Siantar Bagi Rapor dan Tetap Libur Sesuai Kalender Pendidikan

Aruan mengatakan, dampak dari pandemi Covid-19 yang menjadi penyebab sekolah tersebut non aktif. Pasalnya, peserta didiknya tidak ada yang mau bersekolah di sekolah tersebut, dikarenakan selama pandemi proses belajar mengajar dilaksanakan secara daring.

“Selama pandemi kan proses belajar mengajar di laksanakan secara daring jadi kemungkinan anak-anak tak mau bersekolah jauh-jauh, lihat aja contohnya seperti SMA Surya yang di Jalan Dalil Tani Pematangsiantar jumlah muridnya aja hanya 10 orang, kelas X ada 7 orang, kelas XI hanya 2 orang dan kelas XII tinggal 1 orang,” terang Aruan.

Saat disinggung apakah ada pengaruh dari banyaknya jumlah peserta anak didik satu rombel di sekolah negeri saat penerimaan peserta didik baru sehingga sekolah swasta jadi minim peserta didik? Aruan dengan tegas mengatakan bahwa itu tidak ada hubungannya, karena yang terjaring ke negeri itu sekitar 30 persen yang lulus.

Terlepas dari itu, lajut Aruan bahwa mutu sekolah itu adalah prioritas yang paling utama “Orang tua sekarang kan sudah pintar jadi gak mungkin anaknya dimasukkan pada sekolah yang tidak bermutu padahal dibayar mahal-mahal, ” katanya.

Baca juga: BOS Afirmasi dan Kinerja Tidak Menyasar Sekolah di Siantar, Ini Penjelasan Dinas Pendidikan

Aruan juga memahami kesulitan yang dialami sekolah-sekolah swasta di masa pandemi Covid-19 ini. Orang tua murid merupakan sumber utama pembiayaan sekolah. Namun, di sisi lain banyak orang tua murid perekonomiannya juga terganggu oleh pandemi.

Dia berharap untuk ke depannya, sekolah-sekolah tersebut harus mampu bersaing menarik para peserta didik di saat penerimaan peserta didik baru. Harus mampu mempertahankan kualitas pembelajaran, meskipun sebagian besar dilakukan secara jarak jauh. Para guru harus berupaya melakukan inovasi pembelajaran menggunakan media digital. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles