21.4 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Ketua MUI Siantar Sesalkan Ulah Pelaku Penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia Pusat

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Peristiwa penembakan yang terjadi di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta Pusat, pada Selasa (2/5/23) siang menjadi perhatian banyak orang. Bahkan MUI Kota Pematang Siantar menyesalkan perbuatan pelaku.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematang Siantar Drs H M Ali Lubis yang dimintai tanggapannya menyampaikan, sangat menyesalkan perbuatan pelaku yang melakukan penembakan di Kantor MUI pusat Jakarta.

“Yang pastinya disesalkan lah itu. Kita minta aparat harus dikejar itu apa motif sebenarnya dan mengapa terjadi penembakan di Kantor MUI,” ujar Ali Lubis, Kamis (4/5/23).

Baca Juga:Motif Sementara Penembakan di Kantor MUI, Polisi: Tersangka Ingin Diakui sebagai Wakil Nabi

Ia juga meminta MUI di daerah-daerah agar selalu waspada. “Diharapkan kepada MUI di daerah-daerah supaya tetap waspada dari hal-hal yang seperti itu. Kita tidak boleh lengah kerena memang kita tidak tahu gelagat-gelagat orang seperti itu,” ujar Ali Lubis kembali.

Disampaikan Ali Lubis, pihaknya pun berharap kejadian penembakan di Kantor MUI pusat itu menjadi yang terakhir kalinya. Dan jangan ada kejadian yang kedua kalinya. “Itu harapan kita,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Sumatera Utara Imran Simanjuntak mengatakan, kejadian yang terjadi di Kantor MUI Pusat, Jakarta, merupakan tampilan sebuah bentuk kekerasan yang dilakukan oleh individu atau yang terorganisir.

Baca Juga:Pelaku Penembakan Sudah 2 Kali Datangi Kantor MUI dan Mengaku sebagai Nabi

“Sekali lagi kita melihat adalah tampilan sebuah bentuk kekerasan, sebuah bentuk radikalisme yang dilakukan oleh person individukah itu atau yang terorganisir. Tapi yang pasti ini adalah tindakan menyalahi prosedur yang sifatnya perlu dilakukan pendalaman kasus, sehingga diketahui motif sejatinya dari pada penyerangan tersebut,” ujar Imran Simanjuntak, Kamis (4/5/23).

Imran menambahkan, kejadian penembakan itu tetap merupakan bentuk kekerasan, anarkisme dan tidak bisa kita tolelir. “Cara-cara anarkirme adalah cara yang dilarang oleh semua agama. Itu kalau dari perspektif tindakan yang dilakukan. Walau pun dalam beberapa narasi kita melihat ada upaya-upaya kunjungan yang coba dilakukan karena jenuh, tidak bertemu dan lain sebagainya, ini hanya sebuah cara,” ujarnya.

Dikatakannya lagi, kalau prosedur yang dilakukan tepat. Agaknya tidak susah untuk bertemu dengan orang-orang yang diinginkan. “Mungkin ada sesuatu yang keliru di situ,” pungkasnya.(hamzah/hm15)

Related Articles

Latest Articles