10.1 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Imlek 2574 Tahun Kelinci Air Akan Jatuh pada Tanggal 22 Januari, Ini Prediksi Tahun 2023

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Imlek 2574 akan jatuh pada hari Minggu tanggal 22 Januari 2023. Tahun Baru China ini merupakan hari libur nasional Indonesia, di awali sejak terbitnya Keppres No 6/2000 tentang Pencabutan Inpres Nomor 14 Tahun 1967 oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Oleh karena itu, Presiden yang akrab dikenal sebagai Gus itu digelar sebagai ‘Bapak Tionghoa Indonesia’.

Selanjutnya, oleh presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai ‘Hari Libur Nasional’ dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2002.

Demikian disampaikan Pemerhati Sosial Budaya Masyarakat di Sumatera Utara Rudy Wu SPd SH mengawali pernyataannya ketika dimintai tanggapan oleh mistar.id terkait dengan perayaan Imlek 2574 pada tahun 2023, melalui pesan aplikasi Whats App (WA), Minggu (8/1/23).

Baca Juga:Satpol PP Minta Kegiatan ‘Imlek Fair Siantar’ Dihentikan, Ini Alasannya

“Sejatinya, Imlek merupakan perayaan tradisi etnis Tionghoa di berbagai belahan negara, selain Indonesia dan dikenal dengan sebutan Xin Jia/Festival Musim Semi. Perayaan ini berlangsung selama 15 hari, dengan point penting di hari pertama dan terakhir (Cap Go Meh),” tuturnya.

Di momen itu, kata Rudy, berbagai aktivitas dan pemasangan ornamen nuansa warna merah kerap menghiasi serta pertunjukan kesenian seperti tarian barongsai, turut memeriahkanya.

Menurut horoskop China, Imlek 2023/2574 masuk ke tahun kelinci, dominan unsur air.

“Di mana lambang kelinci sebagai simbol umur panjang, kedamaian dan kemakmuran. Begitu juga unsur air yang menyegarkan, jernih, serta memberi kehidupan kepada tanaman serta makhkuk lainnya. Maka tahun 2023 diprediksi bisa menjadi tahun penuh harapan, dalam meraih dan memperbaiki segala impian maupun kekurangan yang ada,” bebernya.

Baca Juga:Warga China Mulai Berburu Tiket Kereta untuk Mudik Tahun Baru Imlek

Di sisi lain, kata Rudy, juga diharapkan bisa menyikapi segala sesuatu secara arif bijaksana dengan bersyukur, lapang dada, optimis, rendah hati dan terbuka akan segala saran masukan.

“Bahkan kritikan sebagaimana sifat air yang merendah, fleksible, jernih serta menyejukkan,” tutur mantan anggota DPRD Kota Pematang Siantar periode 2009-2014 tersebut.

Makna perayaan Imlek, lanjut Rudy, seyogianya mengandung nilai filosofi dalam, yakni pernyataan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta, perwujudan rasa bakti ke orang tua, kepedulian sosial dengan bersembahyang langit atau leluhur, bersujud hormat kepada orang tua, saling berkumpul sama dan berkunjung ke sesama sanak keluarga.

Baca Juga:Poldasu Pastikan Perayaan Imlek Kondusif di Sumut

“Bahkan, momen Imlek kerap dijadikan momentum untuk berbakti sosial kepada sesama umat, khusus kepada masyarakat yang berkekurangan material.

Khusus di Kota Pematang Siantar, perayaan Imlek juga menjadi agenda rutin tahunan pemerintahan daerah yang telah tersketma pengganggaran pembiayaannya di APBD hingga kini sejak 2009,” ujar Rudi yang ikut memperjuangkan anggarannya saat itu sebagai salah satu Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Pematang Siantar.

Perayaan tersebut dilaksanakan dalam bentuk sebuah pagelaran kesenian, bazar UMKM dan pemasangan lampion merah, dan malam keakraban seluruh elemen masyarakat beserta Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar.

Baca Juga:Dinkes Medan Pastikan Tak Ada Klaster Baru Covid-19 Usai Perayaan Imlek

“Tentunya sebagai harapan bersama masyarakat kegiatan tersebut bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat baik dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Rudy, dalam implikasinya, kontribusi positif tersebut harus mempertimbangkan hal legalitas, kenyamanan, kelancaran maupun ketertiban di lingkungan sekitarnya.

“Kolaborasi dan koordinasi dengan segala pihak demi kelancaran dan kesuksesan acara adalah kunci dasarnya. Selamat Tahun Baru Imlek 2023/2574,” bebernya.(ferry/hm10)

Related Articles

Latest Articles