10.7 C
New York
Friday, April 26, 2024

Harga Daging dan Telur Ayam Kompak Naik di Siantar, Pengusaha Rumah Makan Menjerit

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Harga sejumlah kebutuhan pangan masyarakat terpantau masih bergerak stabil di pasar tradisional Kota Pematang Siantar. Namun untuk harga daging ayam dan telur yang mulai naik beberapa minggu belakangan ini.

Sepanjang pekan terakhir Mei ini, harga daging ayam naik secara bertahap mulai dari Rp31.000 menjadi Rp36.000 per kilogram (kg). Sedangkan harga telur ayam naik sekitar Rp100  per butirnya, mulai Rp1.550 hingga Rp1.800 per butirnya.

Kenaikan harga daging ayam dan telur ini sangat berdampak kepada para pelaku usaha khususnya UMKM (Usaha Mikro Kelas Menengah). Seperti yang diungkapkan Haris (36), pemilik rumah makan bernama Kembar, yang berada di depan Kantor Kementerian Agama Pematang Siantar, Jalan Rajamin Purba.

“Harga daging dan telur ayam naik terus, pusing kalau begini terus. Kami pun tak mau ambil banyak untuk saat ini, palingan 7-8 kg saja. Biasanya bisa 10 kiloan lah,” ucapnya, Senin (29/5/23).

Baca Juga:Jelang Ramadhan, Harga Komoditas Cabai di Siantar Kompak Murah

Tidak hanya itu saja, sambung Haris, untuk ukuran setiap potong ayam juga terpaksa dikurangi. Hal itu dilakukannya agar ia bisa mendapat untung, meski tidak seperti yang diharapkan.

“Meski begitu, kami tidak menaikkan harga jual. Karena kalau harganya dinaikkan, takutnya pelanggan kami malah pergi. Cari pelanggan susah, sekarang yang jualan seperti kami itu banyak,” tuturnya.

Haris tetap berharap harga kedua komoditas pangan yang banyak diminati pelanggannya tersebut bisa turun dan normal kembali. “Tahan-tahan ajalah dulu, semoga ke depannya harga daging dan telur ayam bisa normal lagi,” harap Haris.

Tak jauh beda dengan Aldi, penanggungjawab rumah makan Padang Panjang cabang Jalan Kartini yang pindah ke Jalan Rajamin Purba, Kota Pematang Siantar.

Baca Juga:Harga Jual Cabai Anjlok, Petani Dairi Mengeluh Rugi Besar

Aldi mengatakan, pihaknya tidak ingin menaikan harga penjualan dan lebih memilih mendapatkan untung sedikit meski harga daging ayam dan telur masih belum dipastikan kapan bisa normal. Selain itu, ia menyebut penjualan akhir-akhir ini terbilang sepi jika dibandingkan penjualan bulan lalu.

“Biasanya kami bisa menjual daging ayam ini sebanyak 100-120 kg. Tapi, setelah ada kenaikan harga daging ayam saat ini, kami terpaksa menguranginya menjadi 70-80 kg saja. Bukan hanya karena kenaikan harga daging ayam saja, namun penjualan agak sepi sejak dua minggu ini,” kata Aldi.

Menurut Aldi, pengurangan tersebut sengaja dilakukan untuk menutupi hilangnya omzet yang seharusnya didapatkannya. Dengan demikian, pelanggan bisa diberikan pilihan untuk beralih ke lauk lainnya, seperti ikan dan daging sapi.

Baca Juga:Harga Bahan Baku Melambung Lebih 100 Persen, Pengusaha Rumah Makan: Untung Tipis!

“Kalau bicara omzet berkurang, itu pasti. Tapi kita berusaha untuk menutupinya dengan menawarkan kepada para pelanggan kami untuk konsumsi ikan-ikan yang diolah dengan berbagai macam, serta daging sapi. Jadi, tidak segera menaikkan harga jual, kemungkinan kita lihat dululah beberapa hari kedepan,”ungkap Aldi.

Untuk telur ayam, dia mengaku mendapatkannya dari suplier telur yang datang ke rumah makannya. Dikatakan, dalam sehari rumah makanan Padang Panjang bisa menghabiskan 300 butir telur.

“Kalau dulu sebelum naik, harga jual lebih murah dibandingkan makanan lainnya. Namun sekarang sepertinya semuanya sudah disamaratakan harganya,” pungkasnya.

Meski begitu, Aldi tidak menampik jika harga dua komoditas tersebut masih tetap mahal, maka ia pun terpaksa menaikan harga penjualan. Jika pihaknya tidak segera menaikkan harga jual maka besar kemungkinan ia akan menelan kerugian. (yetty/hm17).

Related Articles

Latest Articles