9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Harga Bahan Baku Melambung Lebih 100 Persen, Pengusaha Rumah Makan: Untung Tipis!

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Pematang Siantar mengeluhkan harga bahan baku yang naik sejak jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bahkan setelah memasuki awal tahun 2023, harga sejumlah komoditas mengalami kenaikan hingga lebih 100 persen.

Sejumlah pemilik usaha yang ditemui mistar.id pada Kamis (5/1/23) mengeluhkan kenaikan harga kebutuhan bahan baku untuk usahanya. Kenaikan harga tersebut sangat berdampak besar pada usaha mereka, khususnya pada pendapatan para pelaku UMKM tersebut.

Seperti pemilik rumah makan padang di Jalan Rajamin Purba Kota Pematang Siantar, Dedi. Dia mengatakan, beberapa harga bahan pokok seperti ikan, daging, telur dan cabai naik cukup tinggi. Hal ini berpengaruh besar pada usaha yang dilakoninya. “Untungnya, tipis. Untungnya gak banyak kak,” ucap Dedi.

Baca Juga:Harga Sayur-mayur di Siantar Naik Tajam Hingga Lebih 100 Persen

Meski begitu, Dedi mengaku tidak berani menaikkan harga terlalu tinggi karena takut pelanggannya tidak lagi makan di warungnya tersebut. “Naik Rp1.000. Jadi, nasi bungkus itu harganya dimulai Rp10.000 tapi tergantung lauk pauk juga. Itu saja sudah susah. Kalau dijual seperti semula nanti jelas kerugian,” tutur Dedi saat diwawancarai di warungnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh pelaku usaha mie goreng yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Kota Pematang Siantar. Jusniar (45) mengaku terpaksa menaikkan harga dagangannya menjadi Rp8.000 per bungkus. Dikarenakan harga bahan baku yang dibutuhkannya mengalami kenaikan yang signifikan. Bahkan, tingginya harga bahan seperti cabai hingga telur ayam ini masih terjadi hingga memasuki Januari 2023.

“Kemarin kami masih bertahan di harga Rp7.000 per bungkusnya kalau pakai telur. Yang biasa saja kami naikkan karena tepung tetap bertahan mahal untuk buat mie. Tapi sekarang, semuanya naik, telur, cabai, bawang, sayuran, semualah naik,” ungkapnya sembari menerima pesanan para pelanggan yang datang ke warung.

Baca Juga:Harga Sayuran di Asahan Naik 100 Persen, Ini Kata Dinas Pertanian 

Terpisah dengan usaha rumah makan lainnya. Rumah makan yang terletak di persimpangan Jalan Rajamin Purba dan Kartini ini belum bisa menaikan harga jual dagangannya karena dapat menyebabkan daya beli konsumen turun. Meskipun harga bahan pokok terus melonjak, pihaknya belum menaikan harga jual. “Masih tetap kak, Rp9.000 setiap porsi mau lauk pauk apa aja,” Kata Agus.

Agus menyebutkan, mau tidak mau hanya mengambil laba sedikit guna mempertahankan ketertarikan pembeli dengan tidak menaikan harga porsi per makanan karena merasa tidak enak dengan pelanggan. Selain itu, persaingan antar rumah makan sudah banyak. Kenaikan harga yang dipandang memberatkan seluruh pengusaha rumah makan seperti dirinya, perlu memutar otak dalam menyiasatinya. Namun, mengurangiporsi pesanan per piring bagi pelanggan bukan jalan yang diambil Agus.

“Kasihan pelanggan kalau porsinya dikurangi. Ditambah persaingan yang ketat, soalnya sudah banyak buka rumah makan seperti kami. Yah sudahlah, untung dikit aja. Yang penting habis terus,” ujarnya dengan semangat.(yetty/hm15)

Related Articles

Latest Articles