10.4 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Harga Bahan Pokok di Siantar Belum Terpengaruh Kenaikan Harga BBM

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi pada 3 September 2022. Kenaikan harga BBM tersebut belum berpengaruh terhadap sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Pematang Siantar.

Amatan Mistar di pasar-pasar tradisional di Kota Pematang Siantar, Minggu (4/9/22), adanya kenaikan harga BBM belum berdampak signifikan pada kenaikan harga maupun ketersediaan bahan pokok (bapok) di pasaran. Salah satunya ayam potong masih di harga sebelumnya Rp23 ribu per kg.

Bahkan, sejumlah pedagang menyebutkan masih menjual barang dengan harga lama. Kenaikannya masih bersifat fluktuatif.

Baca Juga:IMM Asahan Akan Gelar Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM

“Kenaikan harga pada beberapa bahan pokok sekarang ini masih bersifat naik turun. Jadi tidak sepenuhnya terjadi karena adanya kenaikan harga BBM,” ujar salah seorang pedagang sembako di Pasar Tradisional Dwikora Pematang Siantar E Pasaribu.

Pasaribu juga mengatakan harga-harga bapok sudah mulai naik jauh sebelumnya meski sinyal kenaikan harga BBM menguat sepekan belakangan kemarin hingga sudah ditetapkan naik.

Seperti telur ayam ras, masih tetap mahal seperti sebelumnya Rp42 ribu hingga Rp48 ribu per papan (30 butir). Harga minyak goreng juga Rp13.000 per kg, cabai merah masih Rp90 ribu per kg.

Baca Juga:Antisipasi Dampak Kenaikan Harga BBM, Polres Tanah Karo Patroli ke SPBU

Meski begitu, dia tidak menampik bahwa kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi akan mengerek harga kebutuhan pokok nantinya.

“Kami para pedagang, mau tak mau harus bersiap untuk menaikkan harga dari yang ada saat ini. Sebab, harga yang kami terima dari distributor juga naik,” pungkasnya.

Tak jauh beda dengan pedagang warung atau toko kelontong di Jalan Viyata Yudha. Pedagang toko kelontong itu mengaku harus menyiapkan modal lebih besar dari biasanya. Sebab kenaikan harga BBM sedikit banyak tetap mempengaruhi terhadap kenaikan harga sejumlah komoditas tertentu.

Baca Juga:Harga BBM Bersubsidi Resmi Naik, Mentri ESDM: Penyaluran Terus Diawasi dengan Teknologi Digital

“Yang biasanya kami modalnya hanya Rp2 juta hingga Rp3 juta dibawa ke pasar setiap pagi, ini pasti tak segitu lagilah. Paling tidak minimal harus bawa uang Rp5 juta ke pasar,” papar pria yang tidak ingin disebut namanya itu.

Seharusnya, lanjut pria pemilik toko kelontong ini, pemerintah bisa lebih bijak dalam menaikkan harga BBM. Pasalnya, masyarakat saat ini belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Meski demikian, dia menyebutkan kenaikan harga yang terjadi pada berbagai kebutuhan pokok akibat dampak BBM naik tersebut, tidak terlalu banyak.

“Bagaimanapun, biaya transportasi pasti akan mengalami kenaikan. Karena pasokan sebagian barang-barang yang kami jual didatangkan dari jauh. Jadi tetap ada perhitungan biaya transportasi atau BBM,” bebernya. (yetty/hm14)

Related Articles

Latest Articles