19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

DPRK Aceh Bawa Kopi Untuk DPRD Siantar, Bintar Saragih: Pariwisata Khas Siantar Itu Nggak Ada

Siantar, MISTAR.ID – Sebanyak 11 orang anggota DPR Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) melakukan studi banding tentang pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata, Kamis (30/1/20).

Namun kedatangan para anggota DPRK Aceh Besar itu sepertinya sia-sia. Mereka sama sekali tidak mendapatkan informasi tentang pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata.

Karena DPRD Kota Pematangsiantar sendiripun masih melakukan kajian untuk menggali potensi-potensi pariwisata di Kota Pematangsiantar. Seperti disampaikan seorang anggota DPRD Pematangsiantar, Bintar Saragih.

“Kami betul-betul masih mau mengkaji, bagaimana supaya pariwisata di Siantar atau menciptakannya. Kalau yang aslinya pariwisata yang betul-betul khas Siantar itu, gak ada di siantar,” ujar politisi Gerindra tersebut.

“Jadi kalau untuk pariwisata, mungkin bapak-bapak bisa berkunjung ke Kabupaten Simalungun ataupun Karo. Karena memang untuk pariwisata, kami juga ingin menggali dari daerah lain, atau menciptakan apa yang bisa jadi destinasi wisata,” tandasnya.

Bukan hanya Bintar, dalam pertemuan yang dipimpin Nurlela Sikumbang itu, Hendra PH Pardede juga angkat bicara soal pariwisata di Kota Pematangsiantar. Menurutnya, Kota Pematangsiantar saat ini sedang berbenah.

“Kota Siantar sekarang lagi berbenah, karena adanya program nasional, jalan tol yang akan tersambung ke kota Siantar. Dan tahun kemarin, pemerintah kota telah melobi ke pemerintah pusat, bahwasanya nanti di kota Siantar akan ada pintu masuk dan keluar (jalan tol),” tuturnya.

Lanjut Hendra, untuk menunjang destinasi Danau Toba, pemerintah kota pematangsiantar juga sedang berbenah tahap demi tahap mulai dari infrastruktur di Kota Pematangsiantar, dan kemudian mencoba membuat beberapa daya tariknya.

“Salah satu contoh, Siantar mempunyai ikon becak BSA. Dan BSA ini mempunyai daya tarik tersendiri. Nanti bapak-bapak dapat mengunjungi lapangan pariwisata kita, di situ ada bapak-bapak lihat nanti ada tugu BSA,” ujar politisi Golkar tersebut.

Selama ini, sambung Hendra, Siantar dikenal sebagai kota transit perdagangan dan jasa. Sehingga, sekaitan dengan adanya program nasional jalan tol, Kota Pematangsiantar harus berbenah supaya tidak tertinggal.

“Kalau yang bapak (Ketua DPR Kabupaten Aceh Besar, red) sampaikan tadi, bahwasanya Siantar kota wisata, mungkin itu maksudnya Kabupaten Simalungun yang langsung bersentuhan dengan Danau Toba,” ujar anggota Komisi II DPRD Pematangsiantar tersebut.

Pada kesempatan itu, Hendra menyebutkan bahwa tempat wisata di Kota Pematangsiantar itu adalah Taman Hewan, dikelola pihak ketiga. Dan selanjutnya, rencana pemerintah kota yang sudah berjalan adalah kampung tematik, dan wisata arung jeram di sungai Bah Bolon.

“Dan juga saat ini, kami sedang mengulangnya kembali, mengenai ranperda tentang cagar budaya, dan tahun ini ranperdanya sudah masuk lagi. Karena daya tarik juga, bahwasanya Siantar adalah kota sejarah, ada sejarahnya siantar punya raja,” bebernya.

“Kami yakin dan percaya, karena memang Kabupaten Aceh Besar lebih besar dari Kota Pematangsiantar, seyogianya kami yang berkunjung ke sana. Tetapi, kita sharing-sharing, apapun itu namanya sebuah daerah pasti ada kelebihan-kelebihannya,” tukasnya.

Sayangnya, karena panitia angket dugaan penyalahgunaan wewenang akan melakukan rapat di ruangan rapat yang digunakan saat itu, pertemuan antara anggota DPRD Kota Pematangsiantar dengan anggota DPR Kabupaten Aceh Besar itu jadi terkesan buru-buru untuk disudahi.

Namun sebelumnya, Ketua DPRK Aceh Besar Iskandar Ali berharap anggota DPRD Pematangsiantar berkenan berkunjung ke Aceh Besar. Dan sebelum meninggalkan ruang pertemuan, Iskandar beserta rombongan memberikan dua bungkus kopi Aceh kepada anggota DPRD Pematangsiantar.(hm02)

Penulis : Ferry Napitupulu

Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles