15.7 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Psikolog: Perundungan Berpotensi Membahayakan karena Adanya Ketidakseimbangan Kekuatan

Medan, MISTAR.ID

Psikolog Irna Minauli angkat bicara perihal kasus perundungan yang dilakukan siswi kelas VIII SMP Negeri 27 Medan berinisial A terhadap teman sekelasnya ATS yang videonya viral di media sosial.

Menurut Irna, perundungan adalah bentuk kekerasan atau agresivitas yang tidak dikehendaki, yang dilakukan secara berulang dan berpotensi membahayakan karena adanya ketidakseimbangan kekuatan. Perilaku perundungan tidak hanya berbentuk fisik, namun juga bentuk verbal, relasional dan cyberbullying. “Semuanya memiliki dampak buruk bagi korban maupun pelaku,” ujar Irna saat dimintai tanggapannya, Jumat (23/9/22) pagi.

Irna mengatakan, dalam kasus perundungan yang terjadi di SMP Negeri 27 Medan, terdapat peran bystander. Para penonton yang seharusnya bisa melerai atau mencegah terjadinya kekerasan, namun tidak melakukan apa-apa.

Baca Juga:Psikolog Irna Minauli: Resources Mampu Hadapi Stres Saat Bencana Covid

“Bahkan orang-orang yang ada di sekeliling saat pelaku melakukan perundungan terhadap korban, bertindak bak cheer leaders (pemandu sorak) yang menyemangati pelaku untuk terus melakukan kekerasan,” katanya.

Irna menilai, ada beberapa penyebab mengapa seorang remaja melakukan perundungan. Pertama untuk menunjukkan kekuasaan atau status sosial dalam kelompoknya. Kedua untuk mendapatkan popularitas. “Dalam poin kedua, mereka yang melakukan pansos (panjat sosial), berusaha mendapatkan popularitas sering bergabung dengan para pelaku perundungan,” katanya.

Penyebab ketiga adalah balas dendam, karena sebelumnya mereka menjadi korban perundungan. Adanya masalah di rumah, misal pola asuh yang kasar atau dengan kekerasan membuat anak memiliki model perilaku kekerasan dari orang tuanya menjadi penyebab keempat terjadinya perundungan. “Biasanya orang tua yang serba boleh akan membuat anak tidak memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai sosial,” sebutnya.

Baca Juga:Psikolog: Maraknya Tawuran Pelajar di Medan Akibat Conduct Disorder

Penyebab kelima terjadinya perundungan, kata Irna, biasanya untuk kesenangan atau hiburan karena anak merasa bosan. Dalam poin ini, adanya prasangka, misalnya mereka merasa berbeda dari kelompok lainnya. “Terakhir tekanan teman sebaya yang membuat remaja harus mengikuti apa yang diperintahkan pemimpinnya, agar dapat diterima kelompoknya,” sebutnya.

Direktur Minauli Consulting itu mengatakan, jika dilihat dari segi kepribadian pelaku perundungan, umumnya mereka adalah orang yang impulsif, ada masalah ketidakmampuan menangani kemarahan, mudah merasa jengkel, iri dan memiliki rasa permusuhan yang besar. “Jadi mereka sering sulit mengikuti aturan sehingga cenderung memiliki gangguan perilaku (conduct disorder),” sebutnya.

Untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang kembali di SMP Negeri 27 Medan dan di sekolah-sekolah lain, perlu pemahaman yang lebih baik tentang apa saja jenis perundungan dan dampaknya pada kesehatan mental remaja. “Orang tua dan guru serta lingkungan sekitar juga perlu mewaspadai potensi perundungan. Ajarkan anak untuk dapat menyelesaikan konflik secara baik,” pesannya.(ial/hm15)

Related Articles

Latest Articles