6.9 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Menyesal Ganti Kelamin dan Minta Mati, Transgender Kanada Ini Kutuk LGBTQ+

Alberta, MISTAR.ID

Lois Cardinal (35), wanita transgender asal Alberta, Kanada. Ia mengaku menyesal atas operasi pergantian kelamin yang dilakukannya. Ia kemudian memohon agar dirinya menjalani suntik mati (euthanasia).

Satu penelitian terbaru dari University of Florida, sebagian besar pasien operasi pergantian kelamin pria ke wanita, akan menderita rasa sakit dan ketidaknyamanan setelahnya.

Rasa sakit terjadi selama hubungan seksual dan masalah kandung kemih merupakan hal yang umum terjadi. Alat vital wanita yang dibuat juga harus didilatasi (dibuka) secara rutin untuk mencegah kerusakan.

Program bunuh diri dengan bantuan dokter atau Medical Assistance in Dying (MAiD) memang diizinkan bagi orang dewasa di Kanada yang menderita penyakit atau cacat serius dan tak dianggap tak dapat disembuhkan lagi.

Baca Juga: Sakit Berkelanjutan Pasca Operasi Kelamin, Transgender di Kanada Ini Ajukan Permohonan Euthanasia

Namun, Cardinal mungkin dinilai tidak memenuhi syarat karena dianggap masih ada perawatan lain yang dapat memecahkan masalahnya.

Kepada Daily Mail, dia mengatakan, bahwa dia sudah diberi resep krim penghilang rasa sakit untuk neo-vaginanya, namun ia merasa itu tidak berfungsi.

“Aku meminta MAiD. Apakah ini kekhawatiran hak asasi manusia?” katanya.

Ia menilai, para dokter yang dikunjunginya lebih tertarik mengetahui ‘kata ganti orang’ apa yang ia gunakan bukan meredakan rasa sakit yang dialaminya.

“Saya tidak semakin membaik dan juga tidak mengalami perawatan medis yang lebih baik, atau perawatan medis sama sekali. Semuanya begitu dipengaruhi ideologi gender, sehingga mereka lebih peduli dengan kata ganti saya,” kata Cardinal.

Pada satu unggahan di media sosial, Cardinal mengutuk gagasan transgender yang telah mendorongnya untuk menjalani operasi 14 tahun silam.

Dalam satu rekaman video, Cardinal juga terlihat membakar bendera LGBTQ+. Dalam video lainnya, dia terlihat frustrasi bahkan hampir menangis.

“Saya tidak setuju dengan retorika dari komunitas transgender saat ini,” katanya.

“Banyak kebencian terhadap orang transgender dipicu oleh komunitas transgender itu sendiri, karena kita tidak diizinkan untuk berbicara secara jujur dan keras,” ketusnya.

Baca Juga: Protes Festival LGBTQ, Demonstran Bentrok dengan Polisi

Dia mengatakan bahwa anak-anak dan orang-orang rentan di Kanada, terutama penduduk asli, saat ini menjadi mangsa tren yang dimedikalisasi.

Kontroversi bunuh diri dengan bantuan dokter dan prosedur pengakuan identitas gender memang lebih sedikit di Kanada dibanding dengan Amerika Serikat.

Alex Schadenberg, kepala Euthanasia Prevention Coalition Kanada, sebuah kelompok kampanye, mengatakan bahwa postingan Cardinal menunjukkan, “Seberapa gilanya hukum MAiD di Kanada ini”.

“Satu undang-undang di tahun 2021 melonggarkan aturan MAiD, membuat orang seperti Cardinal yang tidak mendekati kematian memenuhi syarat untuk suntikan mematikan,” katanya.

“Lois ditolak untuk MAiD, yang menunjukkan bahwa masih ada sedikit akal waras di Kanada,” kata Schadenberg.

“Kekhawatiran saya adalah, setelah pemerintah federal Kanada memperluas undang-undang euthanasia sehingga mencakup orang dengan masalah kesehatan mental pada Maret 2024, orang-orang dalam kondisi seperti Lois mungkin akan disetujui,” lanjut Alex.

Banyak warga Kanada mendukung euthanasia dan kelompok kampanye, Dying With Dignity, mengatakan bahwa prosedur tersebut didorong oleh belas kasihan, akhir penderitaan dan diskriminasi dan keinginan untuk otonomi pribadi.

Para kritikus mengatakan bahwa regulasi negara tersebut kurang memiliki perlindungan yang diperlukan, merendahkan nilai hidup orang-orang cacat dan mendorong dokter dan tenaga kesehatan untuk menyarankan prosedur tersebut kepada mereka yang mungkin tidak mempertimbangkannya sebelumnya.

Menurut analisis data resmi Schadenberg, Kanada sudah mencatat sekitar 13.500 bunuh diri secara medis yang diizinkan negara pada tahun 2022, naik 34 persen dari 10.064 pada tahun 2021.

Provinsi Alberta lebih konservatif dibandingkan dengan bagian lain Kanada, tetapi masih mengalami lonjakan kasus MAiD sebesar 41 persen menjadi 836 kasus tahun lalu. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles