16.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Ini Tim Asal Italia Melaju ke Final 3 Kompetisi Kasta Eropa  

Jakarta, MISTAR.ID

Tim-tim Italia diketahui ‘ompong’ di Eropa lebih dari satu dekade sejak Inter Milan juara Liga Champions pada tahun 2010, bahkan sukses meraih treble di era kepelatihan Jose Mourinho.

Bahkan di Europa League, tim asal Italia seolah hanya sekedar berkontestasi dan jauh dari kata garang, setelah terakhir kali piala kasta kedua Liga Eropa itu tiba di Italia tahun 2000 yang dibawa oleh Parma.

Baca juga: Penantian 13 Tahun, Inter Milan Akhirnya Masuk Final Liga Champions

Namun tahun 2023 ini, 3 tim berasal dari Italia mulai unjuk gigi di kompetisi kancah Eropa. Yakni Inter Milan, AS Roma dan ACF Fiorentina dipastikan melaju ke babak final untuk tiga edisi kompetisi kasta Eropa yaitu Liga Champions atau UEFA Champions League, Europa League dan Conference League.

Inter Milan bakal menghadapi Manchester City di final Liga Champions pada 11 Juni 2023. Lalu AS Roma akan menantang tim langganan juara Europa League Sevilla pada 1 Juni 2023. Sementara Fiorentina berambisi merengkuh trofi Conference League dengan menjamu West Ham United pada 8 Juni 2023.

Klub Italia telah kehilangan pamor seusai menjadi liga teratas dunia pada dekade 1980 hingga 1990-an. Ketika itu,  tim-tim Italia seperti AC Milan, Napoli, Juventus, Inter Milan hingga Parma hilir mudik mengangkat trofi Eropa.

Tim-tim Italia memang kalah dalam segi finansial, manajemen dan kedalaman skuad jika dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor mereka dari Premier League, LaLiga maupun Bundesliga.

Baca juga: Jose Mourinho Kembali Bawa AS Roma ke Final Liga Europa

Akan tetapi, tim-tim Italia setidaknya sudah melakukan kebijakan transfer yang mulai menuai hasil di kompetisi Eropa saat ini. Kebanyakan klub Italia kini meramu kedalaman tim dengan mengkombinasikan pemain muda dan pemain berpengalaman.

Dari segi taktikal di dalam lapangan, tim-tim besar Eropa lebih bermain dengan gaya modern dengan menerapkan permainan pressing tinggi dan penguasaan bola, tim Italia justru menjadi ‘kryptonite’ dari sepak bola modern.

Seperti kisah Superman yang tak berdaya dengan Kryptonitenya, klub-klub super yang memiliki para pemain bintang dan sistem permainan modern, seakan selalu mati kutu di hadapan gaya tua klub-klub dari Liga Italia.

Tim Italia masih mempertahankan filosofi catenacio mereka, formulasi bertahan dan memanfaatkan momentum transisi pemain untuk melakukan serangan balik.

Baca juga: Juventus Keok, Inter Milan Melaju ke Final Piala Italia

Bukan sekedar itu saja catenacio juga mempunyai pola pendekatan yang variatif dan fleksibel dalam setiap pertandingan, tergantung lawan yang dihadapi mereka. Tak ada satu strategi yang di atas kertas sama dalam setiap pertandingan.

Setidaknya filosofi itu terbukti belum usang. Hal itu dibuktikan oleh tim nasional Italia yang menorehkan Piala Eropa pada tahun 2020 dan klub Real Madrid yang notabene dilatih oleh taktikal asal Italia Carlo Ancelotti yang menerapkan pendekatan catenacio dan sukses menjadi juara Liga Champions musim lalu.

Meski terlihat membosankan, tim Italia seperti memberikan tamparan pada sepak bola modern bahwa dalam sepak bola tidak melulu mengenai skema menyerang dan penguasaan bola.

Dengan bermainnya Inter Milan, AS Roma dan Fiorentina di final tiga kompetisi Eropa mungkin akan menjadi bukti bahwa tim Italia dengan kebersahajaan taktiknya dapat tampil menggigit di Eropa atau hanya sekedar memberi kesan bahwa sepak bola di Liga Italia masih ada. Jawabannya akan datang seusai partai final pada bulan Juni 2023 mendatang. (antara/hm16)

Related Articles

Latest Articles