Sunday, April 13, 2025
home_banner_first
TAPANULI BAGIAN SELATAN

Proyek Rehabilitasi Irigasi Ujung Gurap Gagal Rampung, Baru 30 Persen Dikerjakan

journalist-avatar-top
Kamis, 10 April 2025 16.51
proyek_rehabilitasi_irigasi_ujung_gurap_gagal_rampung_baru_30_persen_dikerjakan

Lokasi pembangunan rehabilitasi Di Ujung Gurap, pembangunan tersebut dalam kondisi ditinggal dan tertimbun longsor. (f:asrul/mistar)

news_banner

Padangsidimpuan, MISTAR.ID

Proyek pembangunan rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Ujung Gurap yang berada di wilayah Kecamatan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, dipastikan gagal rampung hingga batas akhir kontrak.

Proyek senilai Rp2,3 miliar yang bersumber dari P-APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2024 tersebut, hanya terealisasi sekitar 30 persen.

Proyek ini dikerjakan oleh pihak CV Sthapati Karya Persada Medan, dengan masa kerja dimulai pada 22 November hingga 30 Desember 2024, dan bertujuan untuk menunjang sistem pengairan sawah di tujuh desa sekitar Ujung Gurap.

Namun hingga Kamis, 10 April 2025, pantauan di lapangan menunjukkan bahwa pekerjaan mangkrak dan sebagian besar area pembangunan justru tertimbun longsor. Proyek tersebut ditinggalkan tanpa ada tanda-tanda lanjutan pengerjaan.

Menurut keterangan dari Daksur Hasibuan, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) PUPR Kota Padangsidimpuan, pihak kontraktor semula menyatakan siap menuntaskan pekerjaan sesuai kontrak.

Namun pada pertengahan Desember, kontraktor mulai mengeluh akibat akses menuju lokasi sulit dilalui dan cuaca ekstrem menyebabkan longsor berulang kali menimbun area kerja.

"Pekerjaan tidak selesai tepat waktu, dan kami akhirnya memutuskan kontrak dengan CV Sthapati Karya Persada. Pemerintah hanya akan membayarkan sesuai volume pekerjaan yang telah diselesaikan di lapangan," ujar Daksur.

Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai tindak lanjut dari proyek tersebut, termasuk kemungkinan lelang ulang atau penanganan khusus terhadap area yang terdampak longsor.

Kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu distribusi air ke lahan pertanian warga, yang sangat bergantung pada aliran irigasi dari DI Ujung Gurap untuk kebutuhan bercocok tanam. (asrul/hm25)

REPORTER:

RELATED ARTICLES