19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

SDM Peracik Kopi Arabica Taput Masih Rendah dan Peralatan Terbatas

Taput, MISTAR.ID

Kemenperakraf RI melalui Deputi Bidang Ekonomi Digital & Produk Kreatif menggelar kegiatan Kreasi Kelas Racik Kopi di Hotel GNB Muara Kabupaten Tapanuli Utara, Selasa (30/11/21), yang diikuti 30 orang pemuda untuk ‘dicetak’ menjadi barista.

Secara umum, barista adalah orang yang membuat minuman kopi berbasis espresso, cara khusus untuk menyeduh kopi.

Selain dituntut memperkenalkan kopi Arabica Taput dan cara meracik yang lebih baik, peserta pelatihan di Muara diharapkan akan mengisi pasar-pasar kerja di industri pariwisata (cafe kopi).

“Jadi, kami beri kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para anak muda, khusus di bidang meracik kopi Taput yang sudah memperoleh sertifikat dari Kemenparekraf RI setelah melalui tahapan seleksi indikasi kopi yang ada di nusantara,” kata Direktur Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf RI Robinson Sinaga.

Baca Juga:Tingkatkan Kualitas Produk Pasca Panen, BI Siantar Akan Gelar Festival Kopi 2021

Dia menguraikan, pelatihan akan mengajarkan bagaimana anak-anak muda mengerti dan semakin mahir meracik kopi Taput yang sangat enak dan sangat karakteristik, serta tidak ada duanya di dunia.

“Jadi, kita berharap juga, kopi Taput ini tidak keluar semua dari Taput, tapi ada yang tinggal di sini atau anak-anak muda bisa meracik kopi di manapun bisa bekerja,” sebutnya.

Teknis pelatihan, kata Robinson, peserta akan diajarkan cara sangrai gongseng atau sangrai kopi (teknik mengeluarkan aroma dan cita rasa kopi), menyeduh hingga etika.

Penguatannya menurut Robinson, mereka punya potensi kopi tapi mereka tidak tahu cara meracik yang lebih baik. “Ada destinasi pariwisata di wilayah lingkar Danau Toba, semestinya kopi harus ada dijual di mana-mana. Tentu, didukung dengan cara meracik kopi yang benar,” kata Robinson.

Baca Juga:Mentan Lepas Ekspor Olahan Singkong ke Korsel dan Kopi ke Mesir

Sebelumnya, Sekda Taput Indra Simaremare yang membuka pelatihan mengatakan, kemajuan sebuah negara seperti China dan Korea Selatan dipengaruhi oleh besarnya kreasi pemuda. Indonesia juga harus masuk ke situ, salah satunya melalui geliat meracik kopi yang lebih profesional.

“Mestinya, kita sebagai hulu (penghasil kopi arabica terbaik) akan lebih banyak menikmati hasil kopi, tetapi kemudian muncul seperti Starbucks yang lebih di depan menikmati hasil kopi kita,” kata Sekda.

Indra menjelaskan, Kabupaten Tapanuli Utara memiliki pertanaman kopi arabica seluas 16.266,5 ribu hektar, dengan produksi 14 663,94 ton/tahun. “Ini potensi yang sangat luar biasa,” kata Indra Simaremare. Sementara,

Baca Juga:BI Latih Petani Kopi di Dairi, Hal Ini yang Diharapkan ke Depan

Ketua Dekranasda Taput Satika Simamora tampil menjadi pembicara. Istri Bupati Taput Nikson Nababan yang dikenal sangat kreatif itu mengatakan, kopi bisa dibuat agar kelas ekonomi dan racikan semakin bergengsi.

“Kita mau ikut peracikan karena memang kita butuh kerja,” kata Satika kepada peserta. Jalan satu-satunya, kata Satika, pemerintah harus memfasilitasi pelatihan kelas maracik kopi, termasuk membantu memfasilitasi pemberian alat peracikan kopi.

“Tuntutan zaman, kita harus kreatif, karena kita pengangguran. Perempuan juga harus pintar bikin kopi, kalau ngak suaminya akan lari,” kata Satika berguyon, sambil mendorong kaum perempuan memberikan atensi untuk meracik kopi lebih baik.

Baca Juga:6 Cara Mengatasi Kecanduan Kopi

Menurutnya, meracik kopi itu bukan sekadar rasa , tetapi meliputi kemasan dan etika menyeduh hingga menyuguhkan. Bicara tentang kopi, Satika juga menyebutkan, kopi bisa dijadikan wine seperti yang dia inisiasi saat ini bersama usaha UMKM yang dia bina, dan sudah banyak dinikmati berbagai pihak.

Kendati demikian, di tengah masih lemahnya SDM peracik kopi di daerahnya, paralatan untuk itu juga masih sangat dibutuhkan, yang bisa saja dibantu pihak Kemenperakraf RI.(janpiter/mistar)

Related Articles

Latest Articles