Sunday, April 13, 2025
home_banner_first
SUMUT

Keturunan Tarpuar Napitupulu Minta Tanahnya Dikembalikan Yayasan TB Soposurung

journalist-avatar-top
Kamis, 10 April 2025 11.28
keturunan_tarpuar_napitupulu_minta_tanahnya_dikembalikan_yayasan_tb_soposurung

Keturunan Tarpuar Napitupulu memasang plang pengembalian tanah mereka di depan Yayasan TB Soposurung. (f: nimrot/mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Protes terkait pengelolaan tanah yang dikuasai Yayasan Tunas Bangsa (TB) Soposurung oleh keturunan Op. Tarpuar Napitupulu berlanjut dengan pemasangan plang (spanduk) di depan yayasan yang berlokasi di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.

Plang tersebut berisi permintaan pengembalian tanah leluhur yang dikuasai oleh yayasan untuk digunakan kembali oleh keturunan Tarpuar Napitupulu. Protes ini dilakukan, Rabu (9/4/2025), bertepatan dengan ramainya kegiatan psikotes pelajar mendaftar ke SMA Unggulan Yayasan TB Soposurung, yang dihadiri peserta dari berbagai kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia.

Robinson Napitupulu, 76 tahun, salah seorang keturunan Tarpuar Napitupulu mengungkapkan pemasangan spanduk ini sengaja dilakukan saat keramaian untuk menarik perhatian dan meminta yayasan mengakui tanah tersebut sebagai milik mereka. "Kami ingin tahu sikap yayasan terhadap kami, karena tanah ini adalah warisan leluhur kami," ujarnya.

Robinson menegaskan tanah yang dikuasai yayasan adalah milik keluarganya, dan tidak ada seorang pun yang berhak mengklaimnya tanpa persetujuan keturunan Napitupulu. Ia juga menambahkan bahwa mereka tidak ingin kejadian serupa, seperti yang terjadi dengan Lapangan Mini terulang kembali. "Kami adalah pemilik sah tanah ini, namun orang lain mengklaimnya secara sepihak," katanya.

Robinson menjelaskan lebih lanjut, tanah yang kini dikuasai Yayasan TB Soposurung awalnya dipinjamkan keluarga mereka untuk mendirikan SMA unggulan yang diinisiasi oleh Jenderal TB Silalahi, keponakan mereka.

Tanah yang dikenal dengan nama Tano Balanga, dipilih karena bentuknya yang menyerupai kuali. "Kami setuju meminjamkan tanah ini karena tujuan baik dari ponakan kami untuk memajukan pendidikan dan memberikan kesempatan kepada siswa berprestasi," kata Robinson.

Namun, Robinson merasa ada ketidakjelasan setelah meninggalnya TB Silalahi. Menurutnya, kesepakatan awal yang dibuat adalah tanah yang dipinjamkan untuk yayasan akan kembali kepada keluarga Napitupulu setelah TB Silalahi meninggal. Atau jika ada kesepakatan lanjutan dengan pengelola yayasan yang baru.

"Sayangnya, setelah kepergian ponakan kami, niat baik dari pengelola yayasan yang baru tidak ada, dan tanah ini seharusnya kembali kepada kami," ujar Robinson.

Sementara itu, Sedison Silali selaku Kepala Asrama Yayasan Tunas Bangsa Soposurung, menganggap masalah ini bukan urusan mereka. "Silahkan tanyakan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tentang status lahan ini," katanya singkat.

Tindakan pemasangan plang ini mendapatkan tanggapan dari orang tua pelajar yang tengah mengikuti tes psikotes. Mereka mengungkapkan kekhawatiran bahwa kejadian ini dapat mempengaruhi mental anak-anak yang akan mendaftar ke yayasan tersebut, serta menimbulkan keraguan bagi mereka untuk melanjutkan ke sekolah unggulan.

Valentinus Malau sebagai Ketua Tim Pelajar Kabupaten Dairi, berharap yayasan segera mengevaluasi kinerjanya. "Kami khawatir generasi muda berprestasi akan kehilangan kesempatan karena masalah ini," ujarnya. (nimrot/hm24)

REPORTER: