9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

5 Tahun Data Temperan Perlintasan di Sumut Tampilkan Tren Mengkhawatirkan

Medan, MISTAR.ID

Untuk meningkatkan keselamatan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) penyegaran bagi 50 orang penjaga pintu perlintasan kereta api.

Kegiatan ini diadakan di 2 lokasi strategis, yaitu di Jalan Budi Kemasyarakatan dan Jalan Budi Pembangunan, Pulo Brayan, Kota Medan.

Dalam upaya memperkuat pemahaman dan keterampilan, Dishub Sumut menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka dalam bidangnya, termasuk Kasubdit Sertifikasi SDM & Akreditasi Kelembagaan, Sofia Aviantie, serta Koordinator Akreditasi Kelembagaan, Rezha Nurachmady, perwakilan PTDI-STTD, Abadi Sastrodiyoto dan Utut Widyanto.

Baca juga:Kecelakaan Akibat Truk Terobos Perlintasan Rel, PT KAI Sumut Tuntut Ganti Rugi

“Kegiatan ini sangat penting mengingat lonjakan kecelakaan di perlintasan sebidang di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumut. Maka dari itu, pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk menjaga keselamatan angkutan kereta api yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat,” ujar Agustinus Panjaitan selaku Kepala Dishub Sumut, pada Sabtu (23/3/24).

Ia menjelaskan, bimtek ini merupakan bagian integral dari usaha menjaga keselamatan di lintasan perkeretaapian. Ditegaskan, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 24 Tahun 2023, penjaga perlintasan kereta api harus mengikuti pelatihan penyegaran minimal sekali dalam 2 tahun.

Dishub Sumut mencatat data temperan (kejadian kereta api menabrak orang, hewan atau kendaraan lain) di perlintasan sebidang selama 5 tahun terakhir. Data tersebut menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, dengan peningkatan jumlah kejadian dan korban.

Baca juga:Polres Tebing Tinggi dan Forum LLAJ Bahas Antisipasi Kecelakaan di Perlintasan KA Tak Berpalang

Tahun 2018, sebanyak 39 temperan tercatat, dengan 6 orang korban jiwa, 6 luka berat, dan 18 luka ringan. Angka tersebut mengejutkan, namun pada tahun berikutnya, 2019, situasi semakin memburuk. Jumlah temperan melonjak menjadi 56, dengan 5 nyawa melayang, dan 21 korban luka berat, serta 21 luka ringan.

Tak berhenti di situ, tahun 2020 juga menyimpan cerita tragis. Meskipun sedikit mengalami penurunan, dengan 32 temperan tercatat, namun 4 nyawa tak tergantikan, bersama dengan 7 luka berat dan 22 luka ringan, tetap menjadi luka yang terukir dalam ingatan.

Begitu pula pada 2021 dengan angka temperan mengejutkan, ada 19 kejadian yang menelan 8 nyawa, dan 13 luka ringan. Berikutnya, tahun 2022 menorehkan 37 temperan, 10 nyawa melayang, dan 16 luka berat. Gelombang kematian dan luka-luka tragis tak kunjung mereda.

Baca juga:Polres Tebing Tinggi Pasang Banner Himbauan di Perlintasan KA

Related Articles

Latest Articles