27.6 C
New York
Friday, July 5, 2024

Indonesia Justru Kelebihan Guru

Jakarta | MISTAR.ID – Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji juga mengakui masalah seputar guru di Indonesia sangatlah kompleks. Sebab, data-data yang ada sangatlah bertolak belakang.

“Kita sering mendengar kondisi Indonesia yang kekurangan guru, tetapi data Kemendikbud dan Bank Dunia menunjukkan Indonesia justru kelebihan guru karena memiliki rasio guru yang jauh lebih baik daripada Amerika Serikat, Inggris, Australia, Finlandia, Singapura, dan lainnya,” kata Indra dalam catatan Hari Guru Nasional alias HGN 2019, Minggu (24/11/19).

Di sisi lain, lanjutnya, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam hal ini Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) di seluruh Indonesia saat ini penuh dengan calon guru.

Dari sisi pendapatan, data menunjukkan, banyak guru yang pendapatannya jauh di bawah upah minimum. Namun, faktanya juga banyak guru yang berpenghasilan belasan bahkan puluhan juta per bulan.

“Bagaimana mengambil keputusan dengan data yang kontradiktif. Harusnya ada penyelerasan data dengan tingkat urgensi tinggi,” ucapnya

Dari sisi kualitas, menurut Indra, hasil ujian kompetensi guru (UKG) terakhir sampai sekarang belum ada perkembangan sama sekali. Mungkin dikarenakan belum ada proses perbaikan yang jelas.

“Banyak anggaran keluar untuk pelatihan tetapi tidak pernah ada feedback-nya. Sebuah tanda tanya besar jika Presiden Jokowi memprioritaskan pembangunan SDM unggul sedangkan ujung tombaknya, yaitu guru belumlah unggul. Intinya tata kelola guru harus dibenahi,” tegasnya.

Dia melanjutkan, solusi dari problem-problem tersebut harus disusun melalui sebuah rencana strategis yang lintas kementerian, lembaga negara, pemerintah daerah, sampai swasta baik sebagai penyelenggara pendidikan maupun yang mendukung program pendidikan.

Pelaksanaan solusi tersebut pun harus berupa kolaborasi bersama. Bukan hanya satu atau dua pihak. Kemendikbud bisa ditunjuk presiden sebagai leading sector, tetapi implementasi harus kolaborasi dan tidak terbatas anggaran masing-masing.

“Semoga kita bersama dapat membuat perubahaan nyata demi terciptanya SDM Unggul – Indonesia Maju. Guru sendiri harus mampu mengembangkan diri secara mandiri untuk memberi contoh menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selamat Hari Guru 2019,” pungkas Indra.

Tak Ada yang Baru

Terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menilai tak ada hal baru dari pidato jelang Hari Guru Nasional 2019 yang dituliskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Menurut Unifah, sejumlah poin yang dijelaskan Nadiem sejak lama telah disampaikan PGRI. “Pidato itu kami apresiasi, tapi sebenarnya itu bukan sesuatu yang baru. PGRI sudah lama sekali mengatakan itu,” ujar Unifah saat dihubungi Sabtu (23/11).

Salah satunya soal birokrasi. Dalam pidatonya, Nadiem menyebut bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Unifah mengatakan, PGRI sejak dulu telah meminta agar pemerintah menyederhanakan sistem pembelajaran maupun aturan bagi guru di Indonesia. Namun hal itu kerap terhambat birokrasi.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu kajian secara menyeluruh dan hati-hati untuk menentukan sistem pembelajaran yang tepat.

Sumber: jpnn/cnn
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles