17.2 C
New York
Wednesday, September 25, 2024

BPJS Kesehatan Beberkan Potret Satu Dekade Program JKN dan Tantangan Pemerintahan

Jakarta, MISTAR.ID

BPJS Kesehatan menyelenggarakan Media Workshop secara nasional yang bertajuk ‘Potret Satu Dekade Perjalanan Membangun Indonesia Sehat dan Menjaga Keberlangsungan Program JKN pada Pemerintahan Baru’, pada Rabu (25/9/24).

Ghufron Mukti selaku Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan, membeberkan soal pencapaian penting selama 10 tahun penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Terhitung sejak 1 September 2024, kata Ghufron, jumlah masyarakat Indonesia yang sudah menjadi peserta JKN mencapai 98,67 persen atau lebih 277 juta jiwa.

Baca juga:Sekda Pakpak Bharat Minta BPJS Kesehatan Tingkatkan Mutu Pelayanan Bagi Masyarakat

Ia pun merincikan tentang jumlah masyarakat Indonesia yang sudah menjadi peserta JKN. Capaian tersebut menjadi sejarah yang mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan cakupan Universal Health Coverage (UHC) tercepat di dunia, dalam satu dekade.

“Jika dibandingkan dengan capaian UHC di negara lain, seperti Korea Selatan, memerlukan 12 tahun untuk mencapainya,” ujarnya dengan bangga.

Ghufron juga menerangkan, sebagai upaya menjaga keberlanjutan program JKN, BPJS Kesehatan agar terus memperkuat kemitraan dengan 23.294 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 3.140 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL).

BPJS Kesehatan juga memperluas pelayanan kesehatan di Daerah Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan Memenuhi Syarat (DBTFMS) di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.

Baca juga:RS Adam Malik Raih Penghargaan BPJS Kesehatan Tingkat Nasional 2024

“Pada tahun 2014, sudah tercatat 92,3 juta pemanfaatan per tahun, dan pada tahun 2023 jumlahnya pun meningkat menjadi 606,7 juta pemanfaatan per tahun, atau sekitar 1,7 juta pemanfaatan setiap hari. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat semakin memanfaatkan akses kesehatan yang disediakan oleh JKN,” tambahnya.

Ghufron menuturkan pelayanan dalam inovasi teknologi menjadi kunci peningkatan layanan. Salah satunya melalui aplikasi Mobile JKN memungkinkan peserta untuk mengambil antrian online, mengubah data, hingga mencari informasi.

Hal ini sejalan dengan transformasi mutu layanan BPJS Kesehatan, dengan memberikan layanan yang semakin mudah, cepat, dan setara bagi seluruh peserta JKN.

“Keberhasilan Program JKN menarik minat banyak negara untuk mempelajari sistem penyelenggaraan program JKN. Negara-negara seperti Inggris, Korea Selatan, dan Malaysia. Tak hanya itu, organisasi internasional seperti World Bank, Joint Learning Network (JLN), dan International Social Security Association (ISSA) telah menjadikan BPJS Kesehatan sebagai model dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan di kancah global. Pada Maret 2024, ISSA bahkan menggelar The 17th ISSA International Conference on ICT in Social Security di Bali, dengan BPJS Kesehatan sebagai tuan rumah,” ujar Ghufron.

Baca juga:Memperpanjang SIM Wajib Pakai BPJS Kesehatan dan Tertera NIK

Menghadapi pemerintahan baru, BPJS Kesehatan telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan Program JKN.

Ghufron menjelaskan bahwa melalui penguatan cadangan dana JKN melalui pengelolaan aset dan likuiditas yang lebih optimal, serta kerja sama erat dengan pemerintah menjadi kunci utama dalam mendukung kesinambungan program JKN.

Related Articles

Latest Articles