2.8 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Seniman Kelompok Rimbun Kata, Aktif Bersyair di Tengah Kesibukan Kerja

Medan, MISTAR.ID

Rimbun Kata merupakan tiga serangkai seniman puisi Kota Medan, El Monica, Alia Amanda Anwar, dan Bebby Hutapea. Di tengah kesibukan bekerja, ketiganya masih menyempatkan diri untuk menciptakan syair-syair puisi mereka.

Menurut El Monica (33), Rimbun Kata ini dibentuk setelah kelompok sebelumnya yang terdiri dari empat orang bubar.

“Awalnya Malam Puisi Medan yang kami bentuk di tahun 2013. Ada Iyak, Al (Alia), El (El Monica), dan Be (Bebby),” kata El saat diwawancarai secara tertulis, Rabu (03/12/24).

Baca juga:Seniman Gugat Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan Lewat Aksi Teatrikal

Sempat berjalan rutin tiap bulan dan banyak peminat, namun Malam Puisi Medan akhirnya harus selesai.

“Alhasil dibentuklah Rimbun Kata ini oleh abang-abangan kami, Benji, di tahun 2016,” lanjut El.

Pertemuan keempatnya ketika Alia dikenalkan oleh Iyak. Sedangkan El dan Be memang sudah lama bersahabat sejak Sekolah Menengah Atas (SMA).

Biasanya, sepulang kerja ataupun usai kegiatan di suatu acara, mereka meluangkan waktu untuk rapat. Selain itu, mereka juga berkomunikasi melalui grup WhatsApp.

Baca juga:Kabid Kebudayaan Kota Medan Dorong Seniman Ikuti Pendidikan Luar Sekolah

Menurut El Monica, ketiganya bisa bergabung karena memiliki banyak kesamaan, terutama membaca buku-buku puisi. Dari sana juga mereka memperoleh inspirasi untuk menuangkan karya masing-masing.

“Inspirasi menulis itu pastinya karena kesukaan dan minat kami pada buku, terutama di buku-buku puisi yang pernah kami baca,” tuturnya.

Selain menciptakan puisi, ketiganya juga sering menampilkan puisi kontemporer di berbagai event di Kota Medan.

Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, Sutardji, Chairil Anwar, dan Djenar Maesa Ayu menjadi role model bagi Rimbun Kata.

Terpisah, Alia Amanda Anwar (34), mengatakan puisi menjadi wadah ekspresi bagi mereka dalam menuangkan segala sesuatu.

Baca juga:Pesta Seni Medan, Konsorsium Seniman Medan Audiensi ke BPK Wilayah II 

“Mungkin yang membedakan adalah tulisan yang bisa mengikuti alur sudut pandang pembaca. Karena puisi menurut kami memiliki unsur multitafsir di setiap sudut pandang pembaca,” katanya.

Ia menambahkan, dampak literasi sangat berpengaruh dalam hal penulisan puisi. Sebab, dapat menyampaikan aspirasi terhadap lingkungan dan sosial masyarakat.

Perasaan pribadi dari setiap anggota menjadi acuan besar dalam menciptakan dan menyampaikan puisi.

Sementara itu, Bebby Hutapea (33) menilai perkembangan puisi di Indonesia saat ini sangat pesat.

“Jauh lebih mudah dimengerti dan relate sama kehidupan. Jangkauannya juga luas menggunakan bahasa yang ringan dan lugas. Sehingga puisi ini tidak lagi menjadi sesuatu yang ‘asing’ terutama di era digital saat ini,” ujar ibu satu anak ini.

Saat ini, Rimbun Kata sudah berhasil merilis buku puisi berjudul ‘Bilamana’, pada 22 Oktober 2023 lalu.

Baca juga:Pesta Seni Medan, Konsorsium Seniman Medan Audiensi ke BPK Wilayah II 

Menurut Bebby, buku ‘Bilamana’ merupakan bentuk tanggung jawab atas apa yang sudah lama mereka kerjakan.

“Ini adalah warisan untuk keturunan-keturunan kami, serta balas dendam termanis bagi manusia-manusia yang pernah menyepelekan kami,” ungkapnya.

Buku ini juga mendapat respon positif dari pembaca. Dari 300 eksemplar yang dicetak, saat ini hanya tersisa belasan saja.

Ke depannya, Rimbun Kata berencana membuat buku sastra antologi. Dalam buku ini nantinya, masyarakat diajak untuk menuangkan tulisan mereka.

“Biarlah puisi-puisi ini menjadi ‘obat penenang’ bagi manusia-manusia yang masih berjuang untuk ‘sembuh’. Semoga makna tersirat dari puisi-puisi ini bisa semakin banyak diterima oleh pembaca,” pungkas Alia. (devi/hm17)

Related Articles

Latest Articles