11.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Program MMT Diprediksi Jadi Lifestyle dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Medan, MISTAR.ID

Keinginan Wali Kota Medan Bobby Nasution menjadikan ibukota Provinsi Sumatera Utara ini sebagai Medical Tourism mendapat dukungan karena dinilai dapat menggerakkan roda perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19 dan menjadi stimulus bagi kebangkitan sektor pariwisata.

“Saya sangat setuju pengembangan wisata medis di Kota Medan. Medical Tourism suatu konsep baru di bidang medis dan diprediksi akan menjadi lifestyle serta mempunyai potensi besar untuk dikembangkan,” kata Dekan IV Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Medan Area (UMA), Selasa (14/6/22).

Menurut Suryani, Medical Tourism intinya perjalanan seseorang ke luar negeri untuk tujuan mendapatkan perawatan kesehatan baik general check up, treatment maupun rehabilitasi.  Saat ini, kesadaran masyarakat Kota Medan terhadap masalah kesehatan menunjukkan tren positif. Indikasinya melalui pengeluaran di bidang kesehatan yang mencapai 337 dolar AS per kapita pada tahun 2018, serta peningkatan Foreign Direct Investment di bidang kesehatan.

Baca juga: Pemko Gandeng PDGI Wujudkan Medan Medical Tourism

“Hal ini menandakan bahwa sektor kesehatan Indonesia memiliki peluang investasi yang menjanjikan di masa depan,” ucapnya.

Selama ini, kata Suryani, warga Kota Medan banyak berobat ke luar negeri guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima, ditopang peralatan kesehatan dengan teknologi tinggi. Kondisi ini terjadi akibat kurang percayanya masyarakat akan kualitas dan pelayanan kesehatan di Kota Medan.

“Medan Medical Tourism (MMT) ini diharapkan dapat meminimalisir ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi medis yang ada di Kota Medan. Tentunya ini dapat meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian Kota Medan,” jelasnya.

Oleh karena itu, langkah yang dilakukan Bobby Nasution sudah tepat dan harus didukung penuh.

“Jika program MMT terwujud dan berkembang, tidak menutup kemungkinan terjadinya persaingan yang ketat antara rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan produk layanan unggul sehingga dapat menarik minat pasien asing untuk datang berobat,” ungkapnya.

Baca juga: RS Haji Medan Bersiap Beri Layanan Medical Tourism

Suryani menyebutkan, dalam pelaksanaan dan perkembangan MMT diperlukan sebuah kebijakan dan regulasi dari Pemko Medan melalui OPD terkait yang mengatur penerapannya sebagai bentuk jaminan terhadap pasien atau jasa penyedia layanan.

“Regulasi ini sebagai kontrol terhadap kualitas layanan yang diberikan, sehingga para pasien mendapatkan jaminan dan kesamaan dalam pelayanan berkualitas prima,” ujarnya.

Dikatakan Suryani, banyak faktor yang dapat meningkatkan minat pasien asing untuk datang berobat, di antaranya kualitas layanan, teknologi medis yang digunakan, kemudahan akses infrastruktur, stabilitas politik, ketersediaan staf medis yang berpengalaman di level internasional dan lain sebagainya.

“Dalam mengembangkan MMT, saran saya Pemko Medan harus membuat sistem pelayanan yang terstandarisasi penerapan teknologi berkualitas baik, penguasaan bahasa asing bagi staf rumah sakit serta peningkatan kualitas dari tenaga medisnya yang berlevel internasional,” tandasnya.

Baca juga: Bobby Tegaskan Perlu Komitmen Kolaborasi Wujudkan Medical Tourism Medan

Seperti diketahui, Bobby Nasution ingin segera mewujudkan MMT. Guna mewujudkan hal itu, ia berharap adanya kolaborasi dengan semua pihak. Salah satunya Pemko Medan telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan 7 rumah sakit yang ada di Kota Medan yaitu Rumah Sakit Murni Teguh, Putri Hijau, Adam Malik, Siloam, Columbia, USU dan Pirngadi.

“Mari kita gali potensi yang ada, sehingga melalui MMT ini wisata lainnya yang ada di Kota Medan secara tidak langsung akan ikut terbantu. Oleh karena itu, mari kita berkolaborasi agar dapat mensukseskan program ini nantinya. Sebab, MMT erat kaitannya dengan kolaborasi guna memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat,” kata Bobby Nasution beberapa waktu lalu. (rahmad/hm09)

Related Articles

Latest Articles