26 C
New York
Wednesday, July 17, 2024

Laporan Dugaan Malpraktek Mandek di Polda Sumut, Orang Tua Korban Meminta Perhatian Kapolri dan Presiden

Medan, MISTAR.ID

Serka Holmes Sitompul, anggota TNI-AD aktif yang bertugas di Kodam I Bukit Barisan meminta perhatian Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Listio Sigit Prabowo dan Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo dalam kasus yang menimpa anaknya, Raja Salman Sitompul (7).

Pada tahun 2023 lalu, Holmes Sitompul telah melaporkan pihak Rumah Sakit Bina Kasih Medan dan salah seorang dokter yang bertugas di RS Bina Kasih ke Polda Sumut dalam kasus dugaan malpraktek. Sayangnya, hingga tahun 2024 kasus tersebut tidak berjalan atau mandek di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut.

“Hingga saat ini kasus belum ada kejelasan. Bahkan belum ada tersangka dalam laporan saya itu,” ujar Holmes Sitompul, Rabu (17/7/24) di Kota Medan.

Baca juga: Anak TNI Diduga Korban Malpraktik Dokter RSU Bina Kasih, Puluhan Warga Unjuk Rasa

Untuk itu Holmes, meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo agar memperhatikan kasus ini dan juga menggantikan kasus ini ke Polda Sumut.

“Harapan saya kepada Presiden dan Kapolri agar bawahannya jangan bermain-main,” ujar Holmes memohon keadilan.

Diceritakan Holmes, kasus ini bermula pada 18 Mei 2023 lalu, di mana saat itu RSS (7) mengalami patah tulang setelah terjatuh saat bermain kerbau. Kemudian korban dibawa RS Bina Kasih untuk ditangani secara medis.

Setibanya di RS Bina Kasih, korban langsung dibawa ke ruang IGD dan perawat membersihkan luka serta memasang papan, dan memberi perban pada areal tangan yang terluka.

Baca juga: Anaknya Diduga Jadi Korban Malpraktik, Anggota TNI Laporkan Oknum Dokter ke Polda Sumut

Lanjut, kala itu perawat menyampaikan bahwa korban akan menjalani operasi besok harinya. Pada Jumat (19/7/23) sekitar pukul 08.00 WIB, dan korban dioperasi oleh Dokter Spesialis Ortopedi berinisial dr. HP.

Setelah operasi itu berlangsung sekitar dua jam, ia dipanggil untuk masuk ke ruangan pemulihan pasca operasi. Holmes mengatakan saat itu anaknya sudah dipasang pen.

Usia dioperasi RSS dipindahkan ke ruang kelas 1, tepatnya di kamar Melati 7. Beberapa jam kemudian, ia mendapati anaknya menjerit mengeluh di bagian alat kelamin karena dipasang kateter.

“Waktu itu kami minta agar kateter nya dibuka. Perawatnya sempat tidak mau. Karena kamu memaksa, akhirnya dibuka lah kateter nya. Kemaluan anak kami sudah bernanah akibat itu,” ungkap Holmes.

Baca juga: Penasehat Hukum Kacabdis Siantar-Simalungun Somasi SP, Guru SMK Negeri di Siantar

Beberapa jam kemudian, RSS kembali menjerit kesakitan, kali ini di bagian tangan yang dioperasi. Ia meminta perawat membuka perban. Namun, perawat menolak.

Esok harinya, dia melihat jari anaknya mulai kaku, pucat, dan membengkak. Ia kembali melaporkan hal itu ke perawat. Kemudian perawat dan dokter yang berjaga datang untuk memeriksa.

“Terakhir, luka anak saya jadi semakin berat sehingga mau diamputasi. Tapi kami tidak terima dan meminta pertanggungjawaban dokter sampai sekarang,” ujar Holmes mengakhiri. (matius/hm17)

Related Articles

Latest Articles