17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Krisis Beras Dipengaruhi Perubahan Pola Konsumsi Pangan Indonesia

Medan, MISTAR.ID

Lonjakan harga beras belakangan ini menciptakan beban ekonomi bagi warga, sementara pemerintah terkesan bingung dengan data produksi yang seharusnya mencukupi.

Febroni Purba selaku Peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Manajemen PPIM Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan, melonjaknya harga beras tidak hanya dipengaruhi oleh masalah produksi, tetapi juga perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia.

Febroni menyampaikan, Indonesia yang kaya akan pangan lokal seperti singkong, jagung, kentang, dan sagu, tampaknya kehilangan identitas sebagai bangsa dengan budaya makanan Nusantara yang beragam. “Kita sebagai bangsa tampaknya mulai kehilangan jati diri,” ujar Febroni, pada Rabu (6/3/24).

Baca juga:Jelang Ramadhan, Satgas Ketapang Medan dan Polres Pelabuhan Belawan Cek Ketersediaan Beras

Dia mencermati, dalam 50 tahun terakhir, pola konsumsi pangan pokok masyarakat Indonesia telah berubah drastis. Pada tahun 1954, konsumsi beras mencapai 53%, sedangkan singkong, jagung, dan kentang masing-masing 22%, 18%, dan 4%. Namun, pada 2010, konsumsi beras melonjak menjadi 80,8%, sementara singkong dan jagung hampir hilang dari konsumsi sehari-hari.

“Saya mencoba ingin mengajak kita untuk melihat pola konsumsi pangan pokok masyarakat sepanjang 50 tahun terakhir ini jauh berubah dari yang tadinya beragam menjadi lebih seragam yaitu beras,” papar Febroni.

Melalui perubahan ini, Febroni melihat, ketergantungan yang serius terhadap beras telah terbentuk bertahun-tahun, meskipun sumber karbohidrat lainnya seperti singkong dan jagung hampir terlupakan.

Baca juga:Waspada, RI Berpeluang Alami Krisis Beras Fase Kedua

Karena itu, ia menekankan pentingnya untuk kembali mengapresiasi dan memanfaatkan kekayaan pangan lokal Indonesia sebagai alternatif yang lebih beragam dan berkelanjutan.

“Yang tak kalah penting, jangan pernah malu menyajikan jagung dan ubi singkong kepada tamu-tamu kita,” pungkasnya. (hutajulu/hm16)

Related Articles

Latest Articles