22.4 C
New York
Thursday, June 20, 2024

Konsep Haji Dalam Perspektif Sosial, Harus Ada Perubahan

Medan, MISTAR.ID

Ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam, memiliki makna mendalam. Rukun Islam kelima ini tidak hanya bersifat religius, tetapi juga menyentuh berbagai aspek, seperti kehidupan sosial.

Pengamat sosial Dr Hotmatua Paralihan Harahap saat ditemui mistar.id mengatakan, ideologi atau cara pandang Umat Islam harus seperti yang tercantum dalam konsep pelaksanaan Haji.

“Filsuf Yunani pernah mengatakan, tidak ada yang tetap di dunia ini kecuali perubahan, bahkan Nabi Muhammad pun mengatakan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Harus ada inovasi,” katanya, Sabtu (15/6/24) siang.

Hal itu tertuang dalam pelaksanaan Tawaf, yang harus bergerak mengelilingi Ka’bah. Ketika berhenti akan ditabrak oleh jemaah yang lain dan akan terinjak-injak.

Baca juga: Karyawan Pesantren Darul Mursyid yang Sudah Pensiun Diberangkatkan Naik Haji

“Begitu juga dalam kehidupan yang saat ini memaksa kita untuk ikut dalam pergerakan perubahan, dan kita akan tergulung oleh perubahan jika kita diam, berhenti di tempat,” jelasnya.

Hal tersebut, menurut Hotma, mau tidak mau, harus mengikuti perkembangan zaman. Sama seperti yang disampaikan oleh Alvin Toffler dalam bukunya “Future Shock”, di mana terlalu banyak perubahan dalam jangka waktu yang terlalu singkat.

“Selanjutnya seperti yang dilakukan oleh Siti Hajar untuk mencari air untuk anaknya Nabi Ismail. Beliau pantang menyerah bolak-balik berlari dari Bukit Shafa ke Marwah sebanyak 7 kali. Artinya, pantang menyerah untuk menggapai suatu hal. Dan juga ketika kau ingin selamat maka carilah kehidupan,” jelasnya.

Manusia ketika dia memiliki ilmu pengetahuan, kreatif, inovatif dan spiritual. Pasti akan dapat mengikuti perubahan-perubahan yang begitu cepat. (azmie/hm17)

Related Articles

Latest Articles