11.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Kasus Perundungan Siswa MAN 1, Pengamat Sosial Tanggapi Bullying Sebagai Kesenangan di Masa Muda

Medan MISTAR.ID

Kasus perundungan Siswa MAN 1 yang tengah viral dan sudah dalam proses kepolisian ini, Pengamat Sosial menilai  bullying sebagai kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan di masa muda.

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UMSU, Sahran Saputra mengatakan Kejadian bullying di lingkungan sekolah menunjukkan peningkatan prevalensi di berbagai lokasi. Setiap tahunnya, pemberitaan selalu mencatat kasus-kasus bullying yang semakin meningkat.

“Kasus bullying yang terjadi di MAN 1 Medan ini cukup memprihatinkan, mengingat pendidikan di lingkungan sekolah diharapkan sebagai medium untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, namun di sisi lain, praktik-praktik yang melanggar nilai-nilai tersebut juga bisa muncul di sekolah,” ujarnya saat diwawancarai mistar.id, Senin (4/12/23).

Lanjutnya Sahran mengatakan pendidikan bukanlah entitas yang eksis tanpa konteks, melainkan proses yang berkembang dalam ekosistem dan konteks sosial-budaya yang senantiasa mengalami perubahan dinamis.

Baca juga:Terkait Perundungan Siswa MAN 1, Kanwil Kemenag Sumut Sisir Organisasi Luar Madrasah

“Kejadian bullying di sekolah dapat mencerminkan kekerasan yang terjadi dalam lingkup masyarakat secara lebih luas,” cetusnya.

Tambahnya, kejadian bullying di lingkungan sekolah muncul sebagai implikasi.

“Dari interaksi sosial antara pelaku dan korban yang keduanya merupakan anggota sekolah, kurangnya kondusifitas dalam kultur dan iklim kelas untuk pembelajaran, serta perilaku warga sekolah yang mengabaikan tindakan bullying,” sebutnya.

Sementara itu, pengamat ini mengatakan pertumbuhan prevalensi bullying di sekolah menunjukkan urgensi menjadikan masalah ini sebagai fokus utama dan prioritas yang memerlukan penanganan khusus di lingkungan sekolah.

“Dalam insiden kekerasan di MAN 1 Medan, mencirikan bahwa pelaku merupakan kelompok pelajar yang terlibat dalam aktivitas geng pelajar di sekolahnya,” ujarnya

Kemudian, Sahran menganalisisnya dengan perspektif struktural makro dan pendekatan determinisme agen, yang menjadi faktor utama seperti kondisi lingkungan dan tempat tinggal.

Baca juga: PKPA Minta Kasus Perundungan di MAN 1 Diproses Sesuai Sistem Peradilan Anak

“Dari perspektif struktural makro, kasus ini dapat dijelaskan dengan menganalisis hubungan dan pengaruh yang kuat antara beberapa faktor utama, seperti kondisi lingkungan tempat tinggal, kualitas hubungan remaja dengan orangtua, dan pandangan diri remaja terhadap tingkah laku agresif,” jelasnya pada mistar.id

Sementara, jika dilihat dari sudut pandang determinisme agen, keterlibatan pelajar dalam geng sekolah yang sering terlibat dalam tindak kekerasan dan bullying diartikan sebagai suatu kebutuhan untuk merayakan kesenangan di masa muda.

“Mereka membangun loyalitas di antara anggota geng dengan memberikan dukungan sosial satu sama lain. Dalam kasus MAN 1 Medan ini, mungkin tidak semua pelaku memiliki konflik langsung dengan korban, tetapi hanya ikut serta sebagai wujud partisipasi dalam loyalitas dan dukungan bersama secara kolektif,” akhirinya. (Dinda/hm17)

Related Articles

Latest Articles