Medan, MISTAR.ID
Jumlah kasus human immunodeficiency virus atau HIV dari tahun ke tahun di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 1994 hingga 2011 kasus HIV tercatat 3.591 kasus. Tahun 2012 sebanyak 872 kasus, tahun 2013 angkanya naik mencapai 1.279 kasus. Tahun 2014 angkanya menurun menjadi 954 kasus.
Kemudian tahun 2015 angkanya naik mencapai 1.020 kasus, tahun 2016 angkanya kembali naik mencapai 1.833 kasus. Tahun 2017 angkanya menurun sedikit menjadi 1.805 kasus, tahun 2018 angkanya kembali naik menjadi 1.997 kasus.
Lalu tahun 2019 angkanya kembali naik mencapai 2.463 kasus, tahun 2020 angkanya menurun menjadi 2.212 kasus, tahun 2021 angkanya menurun menjadi 1.927 kasus, tahun 2022 hingga Juli sudah mencapai 1.520 kasus.
Baca juga:Duh! 514 Kantong Darah PMI Terinfeksi HIV hingga Sipilis
“Total kasus HIV di Sumut dari 1994 hingga Juli 2022 mencapai 21.473 kasus,” sebut Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis, Senin (12/9/22).
Dia mengatakan, ada kenaikan kasus HIV tahun 2022 dibandingkan 2021. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak layanan kesehatan yang mampu melakukan testing HIV.
“Sehingga petugas kesehatan semakin aktif untuk menemukan kasus HIV,” jelas dia.
Ismail mengatakan upaya Dinas Kesehatan Sumut untuk pencegahan HIV ke masyarakat antara lain sosialisasi ke masyarakat tentang cara pencegahan dan penularan HIV. “Kemudian memperluas akses layanan HIV dengan menambah layanan HIV di kabupaten/kota,” terangnya.
Selanjutnya melatih petugas kesehatan, bekerjasama dengan komunitas dan LSM untuk menjangkau dan mendampingi Orang dengan HIV (ODHIV). “Melibatkan kader dan masyarakat untuk penjangkauan orang berisiko dan mendampingi ODHIV,” jelas dia.
Kemudian, melibatkan lintas sektor dan lintas program. Sosialiasi HIV ke anak sekolah. “Kasus HIV ini ada pada setiap kelompok umur,” tuturnya tanpa menyebutkan dimulai usia berapa yang terpapar kasus HIV ini.
Ia menambahkan faktor penularan HIV ada tiga yaitu hubungan seksual yang tidak aman, melalui darah, dan dari ibu ke anak. Pihaknya mengimbau masyarakat agar menerapkan ABCDE.
Baca juga:Pria 66 Tahun Pasien Keempat di Dunia yang ‘Sembuh’ dari HIV
Ia merincikan Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, Be faithful artinya setia kepada pasangan, Cek artinya ketahui status HIV sedini mungkin jika merasa berisiko.
No Drug artinya jangan pakai Napza suntik, Equipment artinya waspadai benda dan alat-alat tajam. “Dan jauhi penyakitnya bukan ODHIV-nya, jangan ada stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV. (saut/hm06)
