14.7 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Hitam Putih ‘Pak Ogah’, Bertahan di Tengah Keriuhan Ibu Kota

“Kalau orang-orang Sabhara itu yang kasar sama kami, kadang dimaki dan dicakap kotori,” tukasnya bercerita.

Namun terkadang ada yang baik juga, datang hanya meminta untuk kembali menutup. “Kami terkadang seperti pencuri ataupun penjahat dibuat. Padahal kami hanya mau cari makan untuk menghidupi anak istri,” tutur Wawan.

Wawan dan kawan-kawannya terus dihantui rasa was-was pasca kejadian pemukulan yang dialami Ahmad. Dimana mereka merasa trauma dengan kejadian tersebut dan berharap tidak akan terulang lagi.

Pengaturan arus lalu lintas dilakukan Pak Ogah.(f:bobby/mistar)

“Rasa ketakutan itu ya pasti ada. Rasa was-was juga. Kebutuhan juga di rumah mendesak, saya berdoa saja dari atas, semoga diberi keselamatan,” kata Wawan yang diamini temannya.

Dijelaskan Wawan, semenjak kejadian itu dirinya selalu memperhatikan diam-diam orang yang datang dari kejauhan. Hal itu bertujuan untuk persiapan melarikan diri apabila oknum Sabhara datang ke lokasi.

“Jika mereka datang lari lah kami. Dari jarak jauh lah diihat, langsung lari lah,” sambungnya.

Lanjut Wawan, mereka mengaku bersalah dengan apa yang mereka lakukan. Tetapi dari sisi lainnya, mereka hanya ingin mencari makan dan membantu masyarakat sebagai imbalannya.

Baca juga:Dugaan Penganiayaan ‘Pak Ogah’ Oleh Oknum Polisi, Saksi Mata: Ada Mobil Polda di Lokasi

Diludahi Hingga Ditabrak

Pekerjaan sebagai ‘Pak Ogah’ mungkin terlihat gampang. Namun resiko yang mereka dapatkan cukup besar hingga taruhan nyawa dengan imbalan uang recehan.

Hal itu diceritakan Wawan, jika ujian yang dihadapi cukup beragam. Mulai dari ditendang hingga ditabrak.

“Yang kami tunggu hanya uang dua ribu, seribu dan lima ratus perak. Tapi resikonya besar. Inilah resikonya bang,” tuturnya sambil menunjukkan bekas luka di kaki sebelah kanan dan kirinya.

Menurut dia, sejumlah luka-luka dimaksud merupakan bekas yang ditabrak pemotor saat mengatur lalin di lokasi tersebut. Kata Wawan, kala itu dia terpental di aspal hingga pincang.

“Saya sudah sering tabrakan, pincang dibuatnya. Kendaraan datang dari sana kencang, gak bisa mengerem jadi ditabrak lah,” bebernya.

Related Articles

Latest Articles