14.4 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Hitam Putih ‘Pak Ogah’, Bertahan di Tengah Keriuhan Ibu Kota

Medan, MISTAR.ID

Padatnya lalu lintas (lalin) di tengah keriuhan ibu kota membuat keberadaan ‘Pak Ogah’ bak jamur di musim hujan, marak atau mungkin bisa disebut berserak.

Mereka muncul satu atau dua orang bahkan lebih dan bergerombolan. Tujuannya untuk melancarkan lalu lintas yang mampet di persimpangan jalan yang tidak berambu, atau kala lampu jalan tengah tak berfungsi.

Kantong-kantong plastik menjadi tempat recehan yang mereka suguhkan kepada pengguna jalan yang menggunakan jasa mereka. Ada memberikan dengan ikhlas, ada tidak sudi, bahkan ada membayarnya cukup dengan senyuman.

Baca juga:Fokus Lensa : Pak Ogah, Utamakan Tips (?)

Terkadang mereka dibutuhkan, tetapi tidak sedikit yang merasa kesal karena ‘Pak Ogah’ terkadang lebih sering mendahulukan mereka yang menawarkan lembaran rupiah dari kejauhan. Mereka menjadi tumbuh subur di tengah kemacetan lalu lintas, bahkan tidak sedikit yang menjadikan ini sebagai sumber mata pencaharian.

Kisah ‘Pak Ogah’ bukan hal yang baru di ibu kota termasuk di Kota Medan. Istilah ini pun dipakai karena pekerjaan yang dilakukan kerap berharap imbalan. Istilah ini diambil dari cerita kartun si Unyil yang disiarkan di TVRI pada era 1980-an, dimana peran ‘Pak Ogah’ adalah sosok pengangguran berkepala plontos yang kerap meminta uang ‘cepek dulu’.

Tetapi kontroversi keberadaan mereka kini menjadi perbincangan hangat kala insiden dimana seorang ‘Pak Ogah’ baru-baru ini menjadi korban pemukulan hingga menyebabkan ia babak belur. Miris, pelakunya adalah oknum Kepolisian.

Salah seorang ‘Pak Ogah’ Ahmad Firdaus (37) diduga dianiaya sejumlah oknum personel Sabhara Polda Sumatera Utara, pada Sabtu (21/10/23).

Ahmad dianiaya karena dituduh merusak penghalang putaran jalan yang sudah ditutup. Sementara Ahmad mengaku tidak pernah merusaknya.

Kontroversi, Kehadiran Pak Ogah Niat Membantu Atau Hanya Butuh Uang

Kejadian yang menimpa Ahmad membuat perbincangan hangat di publik. Banyak dari masyarakat menanggapinya secara positif dan juga sebaliknya.

Terkait masalah ini, mistar.id mencoba mewawancarai beberapa pengendara roda dua, empat hingga roda enam di Kota Medan, pada Sabtu (4/11/23) siang.

Banyak dari mereka menyebut hadirnya ‘Pak Ogah’ terkadang memang membuat jengkel. Dan juga terkadang terbilang cukup membantu untuk mengurai kemacetan.

“Kalau saya rasa cukup membantu ya bang. Kan banyak juga kendaraan ini main terobos, jadi setelah ada mereka bisa lah membantu,” ujar Rani (20) salah seorang pengendara motor.

Baca juga:Pak Ogah Kerap Utamakan Pengendara yang Memberi Uang

Related Articles

Latest Articles