DPD RI Gelar Lomba Vokal Solo untuk Lestarikan Musik Tradisional Sumut
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=64&q=75)
![dpd_ri_gelar_lomba_vokal_solo_untuk_lestarikan_musik_tradisional_sumut_](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F10-02-2025%2Fdpd_ri_gelar_lomba_vokal_solo_untuk_lestarikan_musik_tradisional_sumut__2025-02-10_18-50-15_4896.jpg&w=1920&q=75)
Anggota DPD RI Dr Badikenita Sitepu (dua kanan) bersama juri Sapna Sitopu (dua kiri) saat memberikan keterangan, Senin (10/2/25). (f:ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Anggota DPD RI Dr Badikenita Sitepu mengadakan lomba vokal solo dan musik tradisional di Fakultas Ilmu Seni Budaya Universitas Sumatera Utara (USU). Hal ini dilakukan untuk melestarikan lagu daerah dan musik tradisional khas Sumatera Utara.
Badikenita yang merupakan ketua panitia lomba vokal solo dan musik tradisional ini mengatakan lomba ini sudah dimulai sejak Oktober 2024 lalu. Kini, kata dia sudah memasuki grand final yang akan diadakan di Fakultas Ilmu Seni Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) pada Jumat (21/2/25) mendatang.
Masih dia, pada saat mulai dilakukan pendaftaran ada sedikitnya 70 peserta yang mendaftar. Kemudian setelah dilakukan audisi tinggal 17 peserta dan yang berhak mengikuti grand final hanya 14 peserta.
"Sebenarnya yang 14 peserta ini sudah juara dan telah menerima uang pembinaan dan kita mencari juara 1,2 dan 3, yang akan diadakan nantinya di Fakultas Ilmu Seni dan budaya USU pada Jumat (21/2/25) mendatang," ujarnya anggota DPD Dapil Sumut tiga periode itu, Senin (10/2/25).
Badikenita didampingi pembina vokal Sapna Sitopu yang juga bertindak sebagai juri dalam grandfinal tersebut, mengatakan kejuaraan ini menampilkan berbagai multi etnis yang berada di wilayah Sumut seperti Karo, Mandailing, Pakpak Bharat, Tionghoa, Toba, Nias, Simalungun, Jawa, Aceh dan suku lainnya yang ada di Sumatera Utara.
Lebih lanjut, ia mengatakan nantinya peserta akan melakukan performa dengan menyanyikan lagu tradisional yang khas di daerah masing-masing dengan iringan musik khas.
"Gunanya untuk memperkenalkan secara luas kegiatan ini dengan harapan peserta bisa menjadi bagian dari kemajuan daerah untuk memperkenalkan budaya masing-masing," imbuhnya.
"Dalam lomba vokal solo dan musik tradisional itu, yang dinilai bagaimana nanti peserta menampilkan suara yang khas setiap masing-masing daerah, jadi berbeda dengan lagu daerah yang sering dibawakan pada umumnya," kata Badikenita.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ekonomi Politik dan sosial Sumatera Utara itu menjelaskan, adapun lagu-lagu yang dibawakan seperti andung-andung dalam khas suku Toba yang juga diiringi musik tradisional.
Baca Juga: Harmoni Imlek Pemko Medan
Perempuan satu-satunya anggota DPD asal Sumatera Utara itu mengatakan, kepeduliannya mengangkat dan mempertahankan lagu khas daerah dan musik tradisional ini yang telah mulai hilang.
"Katakanlah lagu khas dan musik tradisional suku Pakpak, sepertinya sudah mulai hilang. Padahal, lagu dan bahasa serta musik masing-masingnya suku harus dipertahankan dan dilestarikan. Warna dan perbedaan merupakan khasanah keindahan bangsa Indonesia yang dibingkai dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika," jelas Badikenita.
Ketua Umum DPP Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia itu menambahkan, nantinya para peserta wajib mengenakan pakaian etnis masing-masingnya. "Saya nanti akan mengenakan pakaian adat multi etnis dari semua peserta," ujarnya.
Sapna Sitopu menambahkan sebagai juri kegiatan musik tradisional ini mengangkat nilai-nilai budaya luhur yang hampir punah, jadi berkat kegiatan ini dapat melestarikan budaya tersebut. "Hari ini kami angkat vokal tradisional, bisa jadi ke depan ada perlombaan musik tradisional dengan kolaborasi agar bisa memperkuat seni budaya kedaerahan masing-masing," ucapnya. (saut/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
KPPU Prediksi Harga Kelapa Tinggi Hingga Ramadhan![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=256&q=75)