22.2 C
New York
Monday, April 29, 2024

Wakil PM Belgia Serukan Sanksi untuk Israel

Brussel, MISTAR.ID

Wakil Perdana Menteri (PM) Belgia, Petra De Sutter, menyerukan pemerintah negara tersebut untuk menerapkan sanksi terhadap Israel dan menyelidiki pengeboman rumah sakit serta kamp-kamp pengungsi di Gaza.

“Sudah waktunya untuk memberikan sanksi terhadap Israel. Hujan bom ini tidak berperikemanusiaan. Jelas bahwa Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional untuk melakukan gencatan senjata,” kata Petra De Sutter kepada surat kabar Nieuwsblad, Rabu (8/11/23), seperti dikutip Reuters.

Israel membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, yang menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil dan menyandera sekitar 240 orang, menurut catatan Israel.

Baca Juga: Tolak Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel, Presiden Meksiko Desak Solusi Damai Palestina

Perang ini telah merupakan paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa generasi.

De Sutter menyerukan Uni Eropa untuk segera menangguhkan perjanjian asosiasi dengan Israel, yang bertujuan untuk kerja sama ekonomi dan politik lebih baik.

Ia juga meminta Uni Eropa tidak mengimpor produk dari wilayah Palestina yang diduduki Israel, di mana para pemukim yang melakukan kekerasan, politisi, tentara yang bertanggung jawab atas kejahatan perang.

Pada saat yang sama, sambung De Sutter, Belgia harus meningkatkan pendanaan untuk Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag untuk menyelidiki pengeboman sambil memotong aliran uang ke Hamas.

Baca Juga: Di Tengah Bombardir Israel, Penduduk Gaza Tetap Tolak Otoritas Palestina

“Ini adalah organisasi teroris. Teror butuh biaya dan harus ada sanksi terhadap perusahaan dan orang-orang yang mendanai Hamas,” kata De Sutter.

Dengan perang yang kini memasuki bulan kedua, para pejabat PBB dan negara-negara G7 meningkatkan seruan untuk jeda kemanusiaan dalam permusuhan untuk membantu meringankan penderitaan di Gaza, di mana gedung-gedung telah diratakan dan persediaan bahan makanan semakin menipis.

Para pejabat Palestina mengatakan lebih dari 10.000 orang telah terbunuh, 40% di antaranya adalah anak-anak. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles