15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Situasi Ekonomi Thailand Kritis, Apa Pemicunya?

Bangkok, MISTAR.ID

Perekonomian Thailand dikatakan tengah sedang berada dalam kondisi kritis.

Justru tindakan-tindakan stimulus mendesak dilakukan, begitu juga peluang penurunan suku bunga.

Ini diutarakan pejabat dari kantor Perdana Menteri (PM) Thailand, Senin (4/3/24) waktu setempat. Negara yang saat ini dipimpin PM Srettha Thavisin, mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu, memang sedang berusaha untuk menghidupkan kembali perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut, di mana sudah menderita akibat lemahnya ekspor dan pemulihan yang lambat dari pandemi Covid-19 dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.

Baca juga:Merosotnya Produksi Gula Thailand Ancam Pasokan Global

“Angka menampilkan kita tidak berada dalam situasi yang baik,” kata kepala Staf Perdana Menteri, Prommin Lertsuridej, dilansir dari Reuters, pada Selasa (5/3/24).

Prommin menjabarkan rentetan yang dihadapi Negeri Putih Gajah ini. Mulai dari minimnya penggunaan kapasitas industri sampai membengkaknya utang rumah tangga.

Ahli strategi politik veteran itu mengatakan, ada ruang untuk menurunkan suku bunga. Dia menegaskan, bakal membantu rumah tangga yang kesusahan dengan memberikan lebih banyak uang ke tangan mereka.

Baca juga:Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra akan Dibebaskan Hari Ini

Ekonomi Thailand secara tidak terduga mengalami kontraksi pada kuartal keempat (Q4) tahun 2023. Para pembuat kebijakan sudah menurunkan prediksi pertumbuhan untuk tahun ini, sehingga menambah tekanan pada bank sentral untuk menuruti kemauan penurunan suku bunga yang saban setiap hari diajukan oleh PM.

Output pabrik Thailand pada bulan Januari melorot kurun 16 bulan, dengan produksi otomotif menyusut. Thailand sebelumnya telah menyetujui insentif bagi perusahaan yang beralih ke kendaraan listrik, termasuk menggandeng Tesla.

“Janji penting Pemilihan Umum (Pemilu) untuk menyerahkan 10.000 baht Thailand (sekitar Rp 4.400.000) kepada 50 juta warga agar dibelanjakan di komunitas lokal mereka masih dalam proses dan kemungkinan akan terlaksana akhir Mei,” kata Prommin. (cnbc/hm16)

Related Articles

Latest Articles