10.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Selandia Baru Keluarkan Peringatan Badai Usai Dihantam Topan Gabrielle

Wellington, MISTAR.ID

Selandia Baru akhirnya mengeluarkan kebijakan yakni peringatan badai yang parah di wilayah Bay of Plenty di sepanjang pantai utara Pulau Utara.

Peringatan ini dikeluarkan setelah Topan Gabrielle memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.

“Badai petir yang luas berlanjut di Pulau Utara, terutama Bay of Plenty. Sekitar 4.400 sambaran petir tercatat siang dan malam sejauh ini,” kata MetService, dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (16/2/23).

Baca Juga:Topan Gabrielle Terjang Selandia Baru, Status Darurat Nasional Diumumkan

Korban tewas akibat topan telah meningkat menjadi lima orang setelah jenazah seorang pria berusia 60-an ditemukan terbawa air banjir di Gisborne. Sementara beberapa lainnya masih hilang di berbagai daerah.

Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan, jumlah korban jiwa setelah topan bisa meningkat karena 3.544 orang terdaftar di polisi. Hal ini diakibatkan keluarga atau teman mereka tidak dapat menghubungi orang-orang tersebut.

Namun, 450 orang kini dilaporkan telah ditemukan.

“Dan kita memang perlu bersiap untuk kemungkinan akan ada lebih banyak korban jiwa,” kata Hipkins.

Menurut Hipkins, banjir dan tanah longsor menimbulkan kerusakan besar di Gisborne, sebuah kota di Pulau Utara. Ia menambahkan, kerusakan di Gisborne sangat luas.

Hipkins mengatakan,”sama sekali tidak ada keraguan” bahwa masyarakat yang terkena dampak berada di bawah tekanan yang sangat besar.

Pada Rabu kemarin, pejabat lokal mengatakan, lebih dari 9.000 orang mengungsi dan sekitar 3.000 dipindahkan ke pusat pertahanan sipil. Pemerintah juga menggerakkan tentara untuk membantu orang-orang yang terkena dampak.

Baca Juga:Badai Besar Guncang Selandia Baru, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Selandia Baru mengumumkan keadaan darurat nasional di enam wilayah, termasuk Northland, Auckland, Tairawhiti, Bay of Plenty, Waikato, dan Hawke’s Bay.

Keadaan darurat nasional telah diumumkan untuk ketiga kalinya dalam sejarah Selandia Baru. Ini pertama kali diumumkan setelah gempa 2011, dan lagi pada tahun 2020 selama pandemi Covid-19.

Jalan di wilayah terdampak juga masih belum bisa dilalui akibat banjir dan tanah longsor, serta layanan telekomunikasi terganggu.(medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles