16 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Kepala Mata-mata Inggris Peringatkan Teknologi China ‘Masalah Mendesak’

London, MISTAR.ID

Dominasi teknologi China yang berkembang “adalah masalah yang semakin mendesak” bagi negara-negara Barat, yang harus bertindak untuk mempertahankan nilai dan pengaruh mereka, direktur badan mata-mata GCHQ (Government Communications Headquarters) Inggris memperingatkan pada Selasa (11/10/22).

Dalam pidatonya kepada think-tank pertahanan RUSI (Royal United Services Institute) di London, Jeremy Fleming mengatakan “teknologi telah menjadi bukan hanya area untuk peluang, kompetisi dan kolaborasi. Ini telah menjadi medan perang untuk kontrol, untuk nilai-nilai dan untuk pengaruh”.

Dia mengutip pencarian China untuk dominasi dalam teknologi baru seperti navigasi satelit dengan sistem BeiDou dan mata uang digital, karena sedang dalam proses meluncurkan “yuan digital”.

Baca juga: Pemimpin Taiwan: Konflik Bersenjata dengan China Bukan Pilihan

Kepemimpinan China melihat kemajuan seperti itu “sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan melalui kontrol pasar mereka, orang-orang dalam lingkup pengaruh mereka. Dan tentu saja warga negara mereka sendiri”, kata Fleming.

Fleming, yang telah menjadi kepala badan keamanan siber sejak 2017, mendesak negara-negara Barat untuk bertindak dan berinvestasi dalam teknologi generasi mendatang. Pada saat yang sama dia bersikeras bahwa Inggris “tidak memiliki masalah dengan orang-orang China dan komunitas China yang berkontribusi besar terhadap kehidupan di Inggris”.

Ketika China secara bertahap memperluas pengaruhnya dan meluncurkan teknologinya secara global, khususnya di negara-negara berkembang, negara-negara Barat harus siap untuk “menawarkan solusi alternatif yang praktis, terjangkau, dan didukung oleh pendanaan internasional atau investasi pasar”, kepala agensi mengatakan.

“China menggunakan semua tuas yang dimilikinya untuk menantang konsensus internasional pasca-perang tentang ekonomi dan teknologi,” kata Fleming. “Mereka melihat negara sebagai musuh potensial atau negara klien potensial untuk diancam, disuap, atau dipaksa.”

Baca juga: AS Berikan Sanksi Baru Pada Ekspor Minyak Iran, Targetkan Perusahaan China

Beijing bereaksi meremehkan kutipan dari pidato yang direncanakan Fleming yang dirilis pada Senin malam (10/10/22). Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan klaim itu “tidak memiliki dasar faktual”.

“China mengembangkan keuangan dan teknologi untuk membantu rakyat China menikmati kehidupan yang lebih baik. Itu tidak menargetkan orang lain dan tentu saja bukan merupakan ancaman,” kata juru bicara Mao Ning. “Berpegang pada teori ‘ancaman China’ dan mengipasi oposisi dan konfrontasi dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,” tambah Mao. (cna/hm09)

Related Articles

Latest Articles