8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Kepala Eksekutif EU Serukan Sanksi Untuk Belarusia

Brussels, MISTAR.ID
Ketua badan eksekutif Uni Eropa bergabung dengan seruan yang sedang berkembang mengenai sanksi terhadap Belarusia. Sanksi tersebut dilakukan atas tindakan keras yang dilakukan pasukan keamanan terhadap para demonstran yang memprotes Presiden Alexander Lukashenko. Presiden Alexander Lukashenko yang mengklaim kemenangan dalam pemilu bersengketa.

Kepala Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, menyampaikan hal itu menjelang pembicaraan darurat antara para menteri luar negeri Uni Eropa pada Jumat mengenai penerapan sanksi semacam itu. Namun sanksi itu membutuhkan suara bulat dari 27 negara di blok tersebut.

“Kami perlu sanksi tambahan untuk mereka yang melanggar nilai-nilai demokrasi atau melanggar hak asasi manusia di Belarus,” cuit von der Leyen di akun Twitter.

Baca juga: Pilpres Belarusia Ricuh, Capres Tikhanovskaya Kabur Ke Lithuania

“Saya yakin diskusi Menteri Luar Negeri Uni Eropa saat ini akan mewujudkan dukungan solid kami atas hak-hak warga di Belarus terkait kebebasan dan demokrasi fundamental.”

Aksi protes atas hasil pemilihan Presiden Belarusia masih berlangsung hingga hari ini. Menyadur CNN pada Jumat (14/08/20), setidaknya 6.700 orang ditangkap dan seorang tewas karena terlibat kerusuhan saat unjuk rasa.

Kini, warga Belarusia yang tak setuju dengan berkuasanya rezim Alexander Lukashenko memilih protes dengan cara damai.

Para wanita turun ke jalan dengan baju putih, memegang bunga yang juga berwarna putih dan saling berpegangan tangan dalam aksi ‘Rantai Solidaritas’.

Wanita yang diperkirakan berjumlah ribuan ini jalan kaki hampir sepanjang dua mil di salah satu jalan utama Minsk, ibu kota Belarusia.

Warna putih dipilih untuk mencerminkan aksi damai namun belakangan, warna ini merujuk pada bendera Belarusia kuno, putih dengan garis merah.

Salah satu pengunjuk rasa bernama Maria Kolesnikova menilai bentrokan atas sengketa hasil pemilihan itu menandakan sinyal penurunan kepresidenan Lukashenko.

“Dia sudah tersesat. Dia harus menerima bahwa rakyat Belarusia tidak menyukainya dan tidak suka jika dia tetap menjadi Presiden Belarusia,” kata Kolesnikova.

Beberapa petugas militer dan polisi yang seharusnya menindak demonstran kini berbalik arah, mendukung aksi mereka dan melawan presiden.

Sebuah video yang diposting pria bernama Evgeny Novitski di Instagram menunjukkan mantan perwira pasukan khusus membuang seragamnya ke tempat sampah sambil mengatakan tidak bangga dengan pekerjaannya lagi.

“Hai semuanya! Saya bersumpah melihat apa yang terjadi di Minsk saat ini, saya tidak bisa bangga di mana saya telah melayani, jadi, saya tidak bisa lagi menyimpan seragam ini di rumah,” katanya.

Video lain yang diposting oleh stasiun TV Belarusia Nexta, menunjukkan seorang polisi bernama Ivan Kolos yang menolak mengikuti perintah kriminal.

Dia mendesak rekan-rekannya untuk tidak menodongkan senjata ke orang-orang yang damai dan malah bersama mereka. Dia mengatakan akan menerima perintah dari pemimpin oposisi Svetlana Tikhanovskaya, bukan dari Lukashenko. (antara/suara/hm06)

Related Articles

Latest Articles