17.7 C
New York
Friday, May 17, 2024

Kasus Bunuh Diri Meningkat di Singapura, Didominasi Anak Muda dan Lansia

Singapura, MISTAR.ID

Jumlah kasus bunuh diri di Singapura naik hampir 26 persen tahun lalu, tertinggi dalam lebih dari dua dekade.

Tingkat bunuh diri di kalangan remaja berusia 10 hingga 29 tahun dan orang tua berusia 70 hingga 79 tahun menjadi perhatian utama. Demikian menurut kantor berita AFP yang diperoleh dari pusat pencegahan Samaritans of Singapore (SOS) dalam rilisnya, Sabtu (1/7/23).

Menurut Buletin SOS, total 476 orang bunuh diri pada tahun 2022.

Baca juga: Terseret Kasus Bunuh Diri Mahasiswi NWR, Bripda Randy Diberhentikan Tak Hormat

“tingkat bunuh diri tertinggi yang tercatat sejak tahun 2000, naik dari 378 tahun sebelumnya,” tulis rilis SOS.

“Melihat peningkatan kasus bunuh diri yang belum pernah terjadi sebelumnya di Singapura sungguh memilukan,” kata Jared Ng, seorang psikiater veteran dan konsultan kesehatan mental.

“Kenaikan ini melukiskan gambaran tentang tekanan mental yang tak terlihat yang dirasakan masyarakat kita, terutama di kalangan muda dan tua,” tambahnya.

Baca juga: 37 Derajat Celsius, Singapura Catat Rekor Suhu Tertinggi

“Penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap problem mendesak yang terus berdampak signifikan terhadap kesehatan mental, seperti isolasi sosial dan kesepian,” ujarnya.

Menurut siaran pers tersebut, bunuh diri “tetap menjadi penyebab utama kematian di kalangan remaja berusia 10 hingga 29 tahun selama empat tahun berturut-turut”, terhitung 33,6 persen dari semua kematian dalam kelompok usia ini.

Sebanyak 125 orang dalam kelompok usia ini bunuh diri pada 2022, 11,6 persen lebih banyak atau bertambah 112 orang dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Mantan PM Thaksin yang Mengasingkan Diri Berencana Kembali ke Thailand

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bunuh diri adalah penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun di seluruh dunia.

Menurut SOS, jumlah orang berusia 70-79 tahun yang bunuh diri di Singapura naik menjadi 48 orang dari tahun lalu. Meningkat 60 persen dari tahun 2021.

Kepala eksekutif SOS Gasper Tan mengatakan bunuh diri adalah “masalah kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Termasuk masalah kesehatan mental, tekanan sosial, dan ketidakpastian ekonomi”.

Baca juga: WHO Antisipasi Pemanis Buatan Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

“Kami memahami urgensi dari situasi ini dan berkomitmen untuk terus mengambil tindakan proaktif. Untuk matasi peningkatan kasus bunuh diri dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan,” katanya.

Menurut WHO, lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri di seluruh dunia setiap tahun. (Mtr/hm21).

Related Articles

Latest Articles