6.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

WHO Antisipasi Pemanis Buatan Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

MISTAR.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan antisipasi kepada masyarakat terkait pemanis buatan yang selama ini dikenal dapat menggantikan gula untuk mengurangi atau mengontrol berat badan.

Menurut rilis WHO terbaru, pemanis buatan justru dapat meningkatkan risiko diabetes. Penggunaan pemanis buatan (non-sugar sweeteners/NSS) umumnya yang ditemukan adalah jenis acesulfame K, aspartame, advantame, cyclamates, neotame, sakarin, sukralosa, stevia, dan turunan stevia lainnya.

“Mengganti gula bebas dengan NSS tidak membantu pengendalian berat badan dalam jangka panjang. Orang perlu mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi asupan gula bebas, seperti mengonsumsi makanan dengan gula alami, seperti buah, atau makanan dan minuman tanpa pemanis,” kata Direktur Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO dalam keterangannya, Francesco Branca, Selasa (16/5/23).

Baca Juga: WHO Umumkan Pandemi Covid-19 Berakhir, Ini Tanggapan Pemko Siantar

Menurut Francesco, NSS justru tidak memiliki kandungan gizi. Sehingga tidak dinilai sebagai faktor makanan esnsial.

“Orang harus mengurangi rasa manis dari makanan secara keseluruhan, mulai dari awal kehidupan, untuk meningkatkan kesehatan mereka,” tambahnya.

WHO juga mencatat ada efek jangka panjang yang ditimbulkan dari mengkonsumsi pemanis buatan. Sebut saja diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Bahaya lainnya bisa meningkatkan risiko kematian dini di kalangan orang dewasa.

Baca Juga: Begini Respons Kemenkes Terkait Keputusan WHO Cabut Status Darurat Global Covid-19

Perlu diingat, rekomendasi WHO ini tidak berlaku untuk produk perawatan dan kebersihan pribadi yang mengandung pemanis buatan seperti pasta gigi, krim kulit, dan obat-obatan atau untuk gula rendah kalori dan gula alkohol (poliol), yang merupakan gula atau turunan gula yang mengandung kalori, dan tidak dianggap NSS. (detik/hm20)

Related Articles

Latest Articles