11.5 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Erdogan Meminta Komisi Internasional untuk Menangani Dam Kakhovka

Jakarta, MISTAR.ID

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengusulkan penubuhan komisi internasional untuk menyelidiki ledakan yang menghancurkan bendungan besar Kakhovka di Ukraina.

Pada Rabu (7/6/23), Erdogan menyampaikan saran itu saat berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Presiden Erdogan mengatakan komisi yang berisi pakar dari kedua pihak [Rusia dan Ukraina], Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan komunitas internasional termasuk Turki, bisa dibentuk untuk menyelidiki secara menyeluruh terkait ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka,” seperti yang disampaikan oleh pernyataan resmi Turki, seperti dikutip TASS.

Selain itu, bendungan raksasa Kakhovka di Sungai Dnipro berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Dalam hal ini, Erdogan menyatakan bahwa Turki siap melakukan apa pun yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah di PLTA dan bahwa mereka mungkin memanfaatkan mekanisme negosiasi seperti yang digunakan dalam perjanjian ekspor gandum.

Selanjutnya, Erdogan menyatakan bahwa tidak mungkin untuk mencegah kerugian kemanusiaan jika konflik berlanjut.

“Jadi, gagasan kembali ke negosiasi harus tetap di garis depan. Turki akan terus bertekad mengupayakan perdamaian,” lanjut pernyataan itu.

Pada Selasa (6/6/23) dini hari waktu setempat, bendungan Kakhovka meledak dan hancur. Serangan tersebut dilakukan oleh pasukan Rusia, menurut Ukraina.

Baca juga : Rusia dan Ukraina Saling Tuding Siapa Meledakkan Bendungan Raksasa

Kremlin, di sisi lain, membantah dan menuduh Ukraina sengaja menyabotase serangan tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin sampai-sampai menduga bahwa Ukraina akan meledakkan bendungan sesuai dengan perintah Barat. Ia juga menyebut tindakan tersebut sebagai bar-bar.

Setelah bendungan hancur, ketinggian air di dalamnya meluap, menyebabkan banjir di daerah sekitarnya. Selain itu, peristiwa ini menyebabkan banjir yang melanda ratusan rumah dan fasilitas umum.

Pemerintah Kherson juga mengumumkan bahwa belasan ribu orang telah dievakuasi. (CNN Indonesia, hm19)

Related Articles

Latest Articles