22.2 C
New York
Wednesday, July 3, 2024

Demo Warga Israel Tolak Usia Wamil Jadi 21 Tahun

Jakarta, MISTAR.ID

Ribuan warga ultra-Ortodoks Israel demo menolak rencana perubahan usia wajib militer bagi pelajar seminari Yahudi ultra-Ortodoks di Yerusalem, Minggu (30/6/24).
Mereka menolak perubahan usia wamil dari 26 tahun menjadi 21 tahun. Selama aksi, mereka sempat menyerang mobil menteri Israel hingga bentrok dengan polisi.

Beberapa di antara pedemo juga membawa poster berisi penolakan ke kebijakan pemerintah.

“Kami akan mati dan tak akan mendaftar,” sebut salah satu poster di demo itu, demikian dikutip Times of Israel.

Para pedemo juga menyerang mobil yang membawa Menteri Perumahan Israel Yitzhak Goldknopf sekaligus ketua partai Ultra-Ortodoks United Torah Judaism (UTJ).

Baca juga:Waswas Perang dengan Rusia, Jerman Berlakukan Wajib Militer Model Baru

Sejumlah rekaman terlihat pedemo melempari batu hingga memukul-mukul mobil tersebut.

Tak lama setelah itu, mantan menteri kesehatan yang juga eks ketua UTJ Yaakov Liztman mendapat serangan serupa saat melintasi Yerusalem. Massa bahkan memecahkan kaca bagian depan mobil.

Petugas bergegas menyelamatkan Liztman, tetapi mobil yang sempat membawa dia disebut hancur.

Selain itu, para pedemo terlibat bentrok dengan aparat kepolisian, memblokir jalan-jalan di Yerusalem, hingga membakar sampah.

Keadaan kian tak terkendali saat malam hari. Polisi lalu menembakan meriam air Sigung yang berbau busuk untuk membubarkan massa.

Warga ultra-Ortodoks ini protes usai Mahkamah Agung Israel mengharuskan negara mulai memasukkan pelajar seminari Yahudi ultra-Ortodoks ke wajib militer, demikian dikutip Al Jazeera.

Baca juga:RUU Rusia Larang Warganya Operasi Ganti Kelamin Hindari Wajib Militer

Perintah itu membuat parlemen menggodok rancangan undang-undang yang akan menurunkan usia pengecualian wamil dari 26 menjadi 21 tahun bagi pelajar seminari Yahudi ultra-Ortodoks.

Mereka juga marah kepada anggota parlemen dari United Torah Judaism mendukung perubahan tersebut.

Pembahasan wajib militer terungkap di tengah agresi pasukan Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Operasi militer ini menewaskan lebih dari 37.700 warga di Palestina. (antara/hm06)

Related Articles

Latest Articles