16.3 C
New York
Wednesday, September 11, 2024

Debat Pilpres AS, Kamala Harris Singgung Project 2025

Washington DC, MISTAR.ID

Dalam debat Pilpres AS 2024, Calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, menyoroti Project 2025 sebagai ‘senjata’ untuk menyerang calon dari Partai Republik, Donald Trump. Kamala menyebutkan, proyek tersebut sebagai rencana berbahaya yang akan dilaksanakan oleh Trump jika terpilih kembali.

“Apa yang akan Anda semua dengar malam ini adalah rencana terperinci dan berbahaya yang disebut Project 2025 yang akan dilaksanakan oleh mantan presiden (Trump) jika ia terpilih lagi,” kata Kamala.

Apa itu Project 2025?

Project 2025 adalah dokumen setebal 920 halaman yang dianggap sebagai cetak biru bagi pemerintahan masa jabatan kedua Trump, jika ia terpilih kembali. Proyek ini dirancang oleh Heritage Foundation, sebuah lembaga think tank konservatif.

Baca juga: Kamala Harris Resmi Sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrat

Isinya adalah kebijakan-kebijakan yang diperluas dari periode pertama Trump di Gedung Putih (2016-2020). Kebijakan dalam dokumen ini dianggap memajukan visi sosial yang sangat konservatif dan memperkuat kekuasaan presiden.

Isi dari Project 2025 mencakup kebijakan kontroversial seperti:

  • Kenaikan pajak bagi orang berpenghasilan rendah, sementara pajak untuk orang kaya diturunkan.
  • Pembatasan Medicaid dengan memangkas durasi penerimaan layanan medis.
  • Penghapusan program penitipan anak.
  • Peningkatan pembayaran pinjaman mahasiswa hampir tiga kali lipat dari tarif saat ini.
  • Pencabutan Undang-Undang Pengurangan Inflasi.
  • Pelarangan pil aborsi.

Trump secara tegas membantah keterlibatannya dalam Project 2025. Di dalam debut Trump mengaku tidak tahu tentang dokumen itu dan tidak menyetujui beberapa kebijakan yang tercantum.

“Saya tidak punya keterkaitan apa pun. Semua orang tahu. Saya seperti buku terbuka. Semua orang tahu apa yang akan saya lakukan,” tegas Trump.

Tokoh di Balik Project 2025

Salah satu tokoh yang terlibat dalam proyek ini adalah Paul Dans, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala staf Kantor Manajemen Personalia saat Trump menjabat. Dans meninggalkan proyek ini pada Juli 2024, dan kepemimpinan Project 2025 diambil alih oleh Kevin Roberts, Presiden Heritage Foundation.

Russel Vought, mantan pejabat administrasi Trump, juga berperan dalam penulisan dokumen tersebut. (cnn/hm20)

Related Articles

Latest Articles