11.1 C
New York
Sunday, April 28, 2024

China Meradang, AS Tuding Mobil Listrik Jadi Ancaman Keamanan Data

Jakarta, MISTAR.ID
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin meradang atas tudingan Amerika Serikat (AS) yang menyampaikan kekhawatiran dan kecurigaan terhadap produk mobil dari China khususnya mobil listrik yang bisa merusak keamanan data. Wang Wenbin menilai tudingan itu terlampau dibesar-besarkan.

“Membesar-besarkan apa yang disebut sebagai ‘ancaman China’ terhadap keamanan data hanyalah mengarang-ngarang alasan untuk membenarkan tindakan AS dalam menindas China,” tandas Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Rabu (13/3/2024).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo yang mengatakan mobil listrik asal China suatu hari nanti dapat dikendarai di jalan-jalan AS jika ada kontrol cukup Pemerintah AS terhadap perangkat lunak dan sensor di mobil-mobil tersebut. Pernyataan itu disampaikan oleh Raimondo dalam wawancara dengan media saat kunjungannya ke Filipina pada Senin (11/3/2024).

Baca juga:Ketika Porsche Macan menjadi Mobil Listrik, Tenaganya Menggoda!

“AS telah menggunakan apa yang disebut keamanan data sebagai dalih untuk membatasi aliran data ke negara-negara yang dianggap mencurigakan dan mengumumkan penyelidikan atas kendaraan yang terkait ke negara-negara tertentu,” ujar Wang Wenbin menanggapi pernyataan tersebut.

Langkah tersebut menurut Wang Wenbin, berarti menyalahgunakan konsep keamanan nasional dan bertujuan menekan perkembangan perusahaan-perusahaan dari negara lain.

Wang Wenbin meminta agar AS mengambil tindakan nyata untuk menjaga lingkungan bisnis yang terbuka, adil dan tidak diskriminatif serta bekerja sama dengan pihak lain untuk merumuskan aturan keamanan data universal dan memberikan kontribusi positif terhadap aliran data yang bebas di seluruh dunia.

Menurut Wang, China tidak pernah menyalahgunakan batasan aturan untuk menargetkan negara atau perusahaan tertentu.

“Kami menyambut perusahaan dari semua negara dan ‘platform’, segala jenis produk dan layanan ke pasar China selama mereka mematuhi persyaratan undang-undang dan peraturan China,” kata Wang Wenbin.

Wang Wenbin mengatakan dalam rantai industri kendaraan listrik, berbagai pihak mempunyai kepentingan yang saling terkait.
“Keberhasilan China dalam industri kendaraan listrik adalah keberhasilan globalisasi. Kendaraan listrik China diterima secara luas di dunia bukan karena menggunakan subsidi, namun dengan berupaya meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya,” jelas Wang Wenbin.

Wang Wenbin menyebut bahwa kendaraan listrik dari China juga berkontribusi terhadap pembangunan global yang ramah lingkungan dan rendah karbon. China berkomitmen terhadap keterbukaan berstandar tinggi dan menjunjung prinsip-prinsip ekonomi pasar dan peraturan WTO.

“Kami siap menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, inklusif, transparan, dan non-diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan dari semua negara yang melakukan kerja sama perdagangan dan investasi di China, posisi ini tetap tidak berubah,” ujar Wang Wenbin.

Selain menggunakan baterai sebagai pengganti bensin untuk sumber tenaga, kendaraan listrik juga dilengkapi dengan perangkat lunak bantuan mengemudi maupun sarana hiburan di dalam mobil yang terhubung dengan ponsel pengguna.

Baca juga:Daftar Kartu SIM Pakai Biometrik, Mastel: Keamanan Data Harus Diperketat

Hal itu menimbulkan kekhawatiran soal pengumpulan data seperti yang disampaikan Gedung Putih pada akhir Februari yang menyebut Departemen Perdagangan akan menginvestigasi apakah kendaraan listrik yang diimpor dari China akan menimbulkan risiko keamanan nasional.

Raimundo menyebutkan hal itu adalah demi melindungi rakyat AS dari ancaman yang ditimbulkan China. Kekhawatiran mengenai potensi akses data atas masyarakat di AS itu juga menurutnya mendorong para legislator AS mempertimbangkan rencana undang-undang (RUU) yang dapat melarang aplikasi media sosial TikTok beroperasi di AS. TikTok dimiliki ByteDance yang berbasis di China.

Raimundo juga mengatakan upaya AS untuk mengamankan rantai pasok terutama di bidang semikonduktor “membuat kemajuan signifikan”.

Dalam kunjungan Raimundo selama dua hari ke Filipina, ia memimpin delegasi 22 eksekutif senior dari bisnis dan organisasi nirlaba AS yang mengumumkan 1 miliar dolar (sekitar Rp15,49 triliun) investasi baru di Filipina. (mtr/hm06)

Related Articles

Latest Articles