Arloji Berusia 86 Tahun Milik Kaisar Terakhir China Dibanderol Rp92 Miliar


arloji berusia 86 tahun milik kaisar terakhir china dibanderol rp92 miliar
Hongkong, MISTAR.ID
Arloji merek Patek Philippe Reference 96 Quantieme hanya diproduksi 8 buah di dunia dan salah satunya dimiliki oleh Kaisar terakhir China, Aisin-Gioro Puyi.
Jam tangan bersejarah itu berhasil terjual dengan harga fantastis seharga US$6,2 juta atau Rp 92 miliar dalam sebuah lelang di Hongkong. Jam itu juga memiliki sejarah luar biasa, karena dengan setia menemani perjalanan Puyi saat dibuang selama 5 tahun di Siberia era Uni Soviet.
Tidak diketahui bagaimana Puyi memperoleh arloji itu , meskipun catatan menunjukkan bahwa jam tersebut awalnya dijual melalui toko mewah di Paris.
Baca juga: Tak Sekedar Gaya, Ini 20 Jam Tangan Termahal di Dunia
Puyi kemudian menghadiahkannya kepada Georgy Permyakov, seorang penutur bahasa Mandarin fasih yang menjadi tutor dan penerjemah bahasa Rusia selama dirinya ditahan.
Sang kaisar naik tahta saat balita pada 1908. Dia dipaksa turun tahta kurang dari 4 tahun kemudian ketika pemberontakan republik menggulingkan Dinasti Qing.
Puyi diizinkan untuk terus tinggal di istana kekaisaran di Beijing dan diangkat kembali sebentar sebagai Kaisar pada tahun 1917.
Tahun 1924, ia melarikan diri dari Beijing dan membentuk aliansi dengan Jepang, yang kemudian mengangkatnya sebagai kaisar negara bonekanya, Manchukuo, di wilayah Manchuria, Cina timur laut.
Usai kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Puyi ditangkap pasukan Soviet dan ditahan sebagai tawanan perang. Menurut Phillips, dia memberikan arloji itu kepada Permyakov pada 1950, tepat sebelum mantan kaisar itu kembali ke China untuk diadili atas kejahatan perang.
Baca juga: Tanggal 9 Kalender Imlek, Penganut Konghucu Sembahyang Kaisar Langit
Menurut siaran pers, Phillips menghabiskan 3 tahun untuk meneliti sejarah objek dan mengonfirmasi asalnya sebuah proses yang dijelaskan oleh Thomas Perazzi selaku kepala jam tangan rumah lelang untuk Asia.
Dalam daftar katalognya, Phillips mengutip keponakan Puyi, Yuyan (yang dipenjara di sampingnya) bahwa pamannya memakai arloji itu sehari-hari saat berada di Manchukuo.
Katalog itu juga mengatakan, Puyi sebelumnya telah menghadiahkan arloji itu kepada keponakannya, tetapi kemudian memintanya kembali untuk diberikan kepada Permyakov.
Hampir satu dekade setelah kembali ke China, Puyi diampuni dan hidup sebagai warga sipil di Beijing sampai kematiannya pada tahun 1967.
Sementara itu, Permyakov, menjaga arloji sampai meninggal dunia pada 2005. Arloji itu diserahkan kepada ahli warisnya sebelum diserahkan ke Phillips oleh pemiliknya saat ini pada tahun 2019.
Baca juga: Mantan Presiden Taiwan Kunjungi China: Kita Semua Orang Tionghoa
Arloji tersebut telah ditampilkan di New York, Singapura, London, Taipei, dan Jenewa sebelum dikembalikan ke Hongkong, di mana jam tersebut dijual di kantor pusat baru Phillips di Asia pada 23 Mei 2023.
Beberapa barang bekas Puyi lainnya juga ikut ditawarkan. Di antaranya15 cat air, yang dikaitkan dengan saudara ipar Puyi, Gobulo Runqi, dan kipas kertas merah juga diberikan kepada Permyakov, menampilkan puisi yang ditulis oleh mantan kaisar.
Salah satu buku catatan manuskrip Puyi, menurut Phillips juga dijual bersama salinan The Analects karya Konfusius, dimana kedua item itu terjual lebih dari US$121.500.
Penjualan akan diikuti oleh lelang jam tangan selama 2 hari di Phillips yang menampilkan sekitar 240 jam tangan. Di antara barang-barang penting yang ditampilkan secara historis adalah Omega Speedmaster Apollo XI 1969 edisi terbatas yang pernah dipersembahkan kepada astronot NASA Charles Pete Conrad Jr merupakan orang ketiga yang pernah berjalan di bulan. (tempo/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
China Nyatakan Siap Bekerja Sama dengan Rusia di Berbagai Bidang