Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pengadilan Negeri (PN) Pematangsiantar kembali menggelar sidang lanjutan kasus yang menjerat terdakwa Joe Frisco, Rabu (28/5/2025). Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan mantan asisten rumah tangga (ART) terdakwa, Bungawati, sebagai saksi.

Perempuan berusia 35 tahun itu bekerja di rumah mewah milik Joe Frisco di Jalan Merdeka, Kelurahan Pahlawan, Siantar Timur. Bungawati bekerja selama dua bulan pada Agustus hingga September 2024, bersama tiga ART lainnya. Mereka bertugas membersihkan rumah yang terdiri dari empat lantai.

Saat dicecar oleh Hakim Ketua Rinto Leoni Manullang, Bungawati mengungkapkan alasan berhenti bekerja.

"Saya tidak nyaman, dan gaji saya hanya diberikan setengah," ujarnya.

Ia mengungkap Joe Frisco memiliki temperamen tinggi. Tak jarang dirinya dan ART lain menerima makian, kata-kata kasar, hingga kekerasan fisik dari terdakwa jika pekerjaan dianggap tidak sesuai keinginannya.

"Dia sering marah, memaki, bahkan pernah bilang alat kelamin laki-laki melalui pesan singkat," kata Bungawati.

Ketegangan memuncak saat Bungawati memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia mengaku dipukul di bagian bahu, kacamatanya dilempar dari lantai dua ke lantai dasar, dan bahkan sempat diancam dengan pistol oleh Joe.

"Itu terakhir saya di rumah itu," ucapnya.

Atas perlakuan itu, Bungawati sempat melapor ke Polres Pematangsiantar. Namun laporan tersebut akhirnya dicabut setelah tercapai kesepakatan damai dan sisa gajinya dibayarkan.

"Sisa gaji saya diberikan setelah berdamai," katanya.

Dalam kesaksiannya, Bungawati juga menuturkan bahwa Joe Frisco jarang berinteraksi dengan ART. "Hampir 24 jam di dalam kamar. Makan pun pesan lewat aplikasi, saya hanya mengantar ke depan kamar," tuturnya.

Terkait perkara yang menyeret Joe Frisco saat ini, Bungawati mengaku tidak mengenal korban bernama Mutia Pratiwi alias Shela. "Tidak kenal. Saya tahu soal kasus ini dari media sosial," ujarnya. (gideon/hm24)