Saturday, January 18, 2025
logo-mistar
Union
HIBURAN

Gatot Kaca Tayang 9 Juni 2022, Hanung Bramantyo Enggan Pasang Target

journalist-avatar-top
By
Tuesday, June 7, 2022 13:37
7
gatot_kaca_tayang_9_juni_2022_hanung_bramantyo_enggan_pasang_target

gatot kaca tayang 9 juni 2022 hanung bramantyo enggan pasang target

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama beberapa terakhir membuat film ini tertunda penayangannya selama 2 tahun. Namun, film garapan sutradara Hanung Bramantyo “Satria Dewa: Gatotkaca” akhirnya akan segera tayang pada 9 Juni mendatang.

Kendati demikian, Hanung mengaku tak mau mematok target penonton dari film tersebut. Namun, dilihat dari tiket pre-sale yang terjual habis di beberapa daerah, Hanung berharap itu adalah sebuah pertanda baik untuk “Satria Dewa: Gatotkaca”.

“Melihat kondisi pre-sale tiket yang ternyata disambut, pertanda baik ya. Tapi saya nggak berani optimis. Takut,” ujar Hanung kepada media, Senin (6/6/22).

Namun, Hanung berharap industri film Indonesia bisa sukses layaknya film “KKN di Desa Penari”. Dengan demikian, industri film Tanah Air pun akan lebih hidup.

Baca juga: Gala Premiere di Medan, Bobby: Anak Medan Wajib Nonton Film Ngeri Ngeri Sedap

“Semua film Indonesia pasti pengin ya seperti KKN. Kalau bisa setiap bulan ada 4 juta, 8 juta gitu. Jadi hiduplah industrinya,” kata Hanung.

Dalam film “Satria Dewa: Gatotkaca”, Hanung mencoba ingin mengubah stereotip yang ada di masyarakat. Dia pun menjadikan film ini berkonsep Yin dan Yang, dimana di dalam hitam ada putih.

“Jadi kita pakai konsep Yin Yang. Di dalam hitam ada putih, di dalam putih ada hitam. Di dunia nyata kan juga seperti itu. Yang kita lihat kok kayaknya baik, tapi kok ternyata begitu ya. Ya begitulah, orang tahu semuanya. Itu yang mendasari keinginan saya. Jadi buat apa kita masih harus stereotip?” jelas Hanung.

“Kostum Fedi juga tampil warna putih. Karena saya ingin membalik stereotip itu. Putih identik dengan suci, hitam identik dengan gelap. Kasihan dong orang kulit hitam selalu dianggap sebagai orang yang jahat. Padahal nggak,” sambungnya.

Baca juga: Ngeri Ngeri Sedap Gala Premiere di Siantar, Plt Wali Kota: Film Ini Wajib Ditonton

Tak hanya ingin mencoba untuk mengubah stereotip yang ada di tengah masyarakat, Hanung pun berharap agar masyarakat khususnya anak muda kembali menyukai tokoh-tokoh wayang atau kisah superhero dalam negeri yang selama ini dianggap kampungan. Dengan demikian, industri pewayangan di Indonesia pun dapat kembali naik dan hidup.

“Saya berharap semua pelaku-pelaku wayang di Yogya, Surabaya, semua tokoh Cepot dan lain-lain yang dianggap sebagai tokoh kampungan, ini bisa naik. Kita berdoa banget ini bisa berhasil di masyarakat,” tutupnya. (ant/hm09)

journalist-avatar-bottomLuhut