11.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Pembatasan Solar Berdampak pada Pengiriman Logistik

Medan, MISTAR.ID

Setelah keluarnya Surat Edaran (SE) dari pemerintah mengenai pembatasan solar dimana pemberlakuan SE ini juga telah ditandatangani dan diedarkan oleh Gubernur Sumatera Utara (Sumut). Sopir truk yang ada di Medan mengeluhkan pembatasan tersebut yang berdampak dari operasional pengantaran logistik terhambat.

Seperti yang dikeluhkan Adi, salah satu sopir truk yang ada di Medan. Dikatakan Adi, dengan adanya peraturan pembatasan ini dipaksa untuk membeli minyak dexlite dimana harga dexlite jauh lebih mahal dari solar.

“Peraturannya memang baru kemarin dikeluarkan. Tapi sebelumnya juga sebelum resmi keluar kami para sopir truk sudah dilarang membeli solar. Ditambah saat ini sudah tidak boleh pakai solar lagi diperuntukkan mobil truk dengan roda 12. Seperti saya yang bawa truk muatan frezer berisi sayur mayur dan buahan tidak boleh. Jadi dampaknya armadanya nggak jalan ini,” terangnya pada Mistar, Sabtu (26/3/22).

Baca Juga:Pertamina Sumbagut Pastikan Ketersediaan Solar Aman

Sebelum membawa truk muatan sayur mayur, Adi juga sebelumnya membawa truk tangki muatan CPO. “Apalagi yang bawa tangki CPO jelas dilarang walaupun hanya roda 6. Jadi kami masih tertahan di Jalan Perwiara 1 daerah Medan Krakatau belum bisa berangkat karena selain minyak yang belum diperoleh, hitungan biaya penganggaran yang mahal membuat pengusaha menahan perjalanan,” sebutnya.

Biasanya tujuan truk yang dibawanya yakni ke Jakarta membawa hasil panen dari Sumut yakni dari Berastagi berupa sayur mayur dan buah. Ada juga ikan asin asal Tanjung Balai atau dari Pusat Pasar Medan (Sambu).

“Ada juga nanti ikan basah dari Medan Belawan. Tapi ya saat ini masih belum bisa jalan kami. Karena biaya sangat tinggi. Lantaran harga minyak yang harus diisi Rp13.250 per liter untuk dexlite. Kalau kemarin solar hanya Rp5.150. Sangat besar biayanya. Perusahaan gak berani jalan. Otomatis kami juga terdampak,” bebernya.

Baca Juga:BBM Solar Sulit Didapat, Organda: Akan Berdampak pada Masyarakat

Jadi kesulitan ini sebenarnya sudah terjadi sebelum ada peraturan pembatasan. Sebab mendapatkan minyak solar juga memakan waktu lama karena antrian panjang.

Hal senada yang diucapkan Alwi, salah satu sopir truk yang membawa muatan CPO. Ia mengatakan baik truk yang mengangkut CPO dengan roda 6 atau 10 tetap gak boleh isi solar. “Kek mana harga minyak gak naik, jasa biaya angkut CPO juga naik,” tambahnya.

Seperti diketahui sebelumnya, sulitnya mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) solar lantaran antrian yang panjang dan sudah terjadi beberapa hari ini, berdampak langsung bagi angkutan orang yakni untuk Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) yang menjadi pemakai solar hampir 100%. Bahkan di Sumatera Utara (Sumut) saja angkutan ini ada hampir 3.500 unit.

Dikatakan Sekretaris Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Medan Jaya Sinaga, ribuan angkutan ini setiap hari beroperasional tujuan Medan- Pekanbaru dan Medan-Dumai. Tentunya keadaan saat ini berdampak bagi pengusaha kalau berbicara angkutan orang.

Baca Juga:Pertamina Sumbagut Bantah BBM Solar Langka

“Ini sama persoalan yang kita hadapi selalu terkait dengan solar subsidi yang memang dibutuhkan bagi angkutan orang, karena pemerintah mengatur tarif angkutan orang. Jadi wajar mereka (angkutan) ini juga dapat subsidi. Nah saat ini solar sulit didapat tentunya ini berdampak pada operasional bagi pengusaha angkutan orang dan tidak mungkin lagi menggerakkan usahanya ketika kelangkaan solar ini terjadi. Tak hanya itu saja, hal ini juga berdampak bagi penumpang,” jelas Jaya, Jumat (25/3/22).

Diumpamakan oleh Jaya, dibangunnya jalur transportasi seperti jalan tol tentunya akan memutus akses mata rantai kemacetan. Nah kalau solar sulit didapat tentunya akan menjadi bumerang untuk pengusaha angkutan orang (AKDP/AKAP).

Lain lagi kalau berbicara mengenai kondisi angkutan barang di Indonesia saat ini ada sekitar 8 juta unit angkutan barang berdasarkan data resmi untuk mengangkut logistik. Mulai dari sandang pangan, sembako sayur mayur dan juga logistik.

Baca Juga:SE Gubsu Soal Penggunaan Solar Diharapkan Agar BBM Subsidi Tepat Sasaran

“Mereka ini 100 persen pengguna solar. Nah, fakta hari ini solar yang didapat juga sulit. Maka terhambat ke saluran logistik tadi ditambah persoalannya adalah tarif barang ini gak ada di atur pemerintah. Tentunya ada hambatan yang akan menyebabkan inflasi terutama dalam pengangkatan bahan logistik. Maka akan jelas berdampak pada masyarakat kecil,” ungkapnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles