8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Harga Telur Naik Karena Harga Pakan Melonjak

Jakarta, MISTAR.ID

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan kenaikan harga telur belakangan ini disebabkan oleh peningkatan biaya produksi. Ia berujar terjadi perubahan biaya produksi di tingkat peternak, khususnya variabel biaya pakan.

“Berdasarkan Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT), biaya pakan berkontribusi sebesar 67 persen dari biaya pokok produksi telur, dengan 50 persen pakan adalah jagung giling,” ujar Arief dalam keterangannya pada Senin, 22 Mei 2023.

Oleh sebab itu ia menilai pembenahan harus dimulai dari tingkat hulu sehingga secara sistematis akan turut membentuk harga di tingkat hilir. Dengan demikian, Bapanas menyatakan akan memprioritaskan stabilisasi harga pakan agar menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak.

Arief menilai ekosistem perunggasan sangat erat kaitannya dengan jagung sebagai salah satu komponen utama pakan ternak. Dalam rangka menjaga stabilisasi pasokan dan harga jagung, Bapanas menyatakan akan meningkatkan fasilitasi distribusi pangan (FDP) komoditas jagung dari petani atau gapoktan kepada peternak.

Adapun harga telur berdasarkan Panel Harga Pangan per 21 Mei 2023, secara rata-rata nasional berada di Rp31.276 per kilogram. Sementara itu, untuk harga per Kabupaten/Kota, harga telur terpantau beragam dan dinamis. Harga telur di bawah Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP)  Rp27.000 per kilogram terdapat di 66 kabupaten/kota atau 14,44 persen.

Baca juga : Harga Telur Kembali Naik, Daging Ayam Masih Mahal di Siantar

“Harga ini tidak terlepas dari biaya input/pakan saat ini serta naiknya biaya distribusi ke wilayah non produsen,” ujar Arief.

Arief juga melanjutkan bahwa pihaknya akan terus mendorong fasilitasi distribusi jagung dari NTB dan Sulawesi Selatan ke wilayah produsen telur di Jateng, Jatim, dan Lampung. Ia mencatat distribusi jagung telah mencapai 1.100 ton dan masih berproses pendistribusian ke Solo Raya 100 ton.

Ia juga menuturkan bahwa dengan pasokan jagung yang lancar akan dapat menurunkan biaya produksi.

Di sisi lain, dia menilai bantuan sosial atau bansos telur dan daging ayam juga bisa menjadi salah satu langkah strategis untuk mengendalikan keseimbangan harga telur dari hulu hingga hilir. Selanjutnya ia mengatakan bansos ini akan terus ditingkatkan intensitas penyalurannya melalui BUMN Pangan ID FOOD. Langkah ini diharapkan dapat membuat pasokan di tingkat peternak diserap dengan harga yang baik.

“Jadi melalui bantuan ini di hilir juga ditekan agar tidak terjadi lonjakan inflasi. Sementara di hulu kita jaga harga di peternak tetap baik, agar peternak dapat melanjutkan produksi dan meningkatkan produktivitasnya,” pungkas Arief. (bisnis.tempo.co/hm19)

Related Articles

Latest Articles