21.3 C
New York
Friday, August 30, 2024

Harga Andaliman di Simalungun Tembus Rp250 Ribu per Kilogram

Simalungun, MISTAR.ID

Tanaman andaliman yang disebut dalam bahasa latin ‘zanthoxylum acanthodium’ termasuk jenis tumbuhan suku jeruk-jerukan rutaceae, salah satu tumbuhan endemik yang dapat tumbuh subur di sekitaran kawasan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Meskipun dapat tumbuh subur di beberapa kabupaten kawasan Danau Toba seperti, Samosir, Simalungun, Dairi, Humbang Hasundutan (Humbahas), dan Tapanuli Utara (Taput), namun hasilnya tidak semaksimal pertumbuhannya seperti di Toba.

Tidak maksimalnya produksi panen andaliman dari setiap daerah di Danau Toba, selain memiliki kualitas yang berbeda-beda mengakibatkan stoknya menjadi terbatas. Ini menyebabkan saat-saat tertentu dihargai sangat tinggi, bisa mencapai hingga Rp500.000 per kilogramnya.

Baca juga:Ini Penyebab Harga Andaliman Fluktuatif Tembus Rp500 Ribu per Kg

Sementara permintaan pasar sangat tinggi, dikarenakan buah berbentuk bulat butiran kecil berwarna hijau, mirip lada atau merica tidak pernah lepas untuk dijadikan bumbu masakan bagi masyarakat suku Batak sebagai penyedap masakan seperti arsik, naniura, saksang, natinombur, dan lain sebagainya.

Namun harga jual andaliman di Kabupaten Simalungun, khususnya di Pasar Tradisional Kecamatan Tanah Jawa kini melambung tinggi. Bumbu khas Batak ini, kini dibanderol Rp250.000 per kilogram.

Kondisi inipun membuat pelaku usaha kuliner di daerah itu saat ini harus mengurangi porsi belanja andaliman. Setidaknya hal itu dilakukan Mulipar Napitupulu, pedagang makanan khas Batak di Tanah Jawa.

“Kita tidak mungkin mengurangi takaran bumbu (andaliman) sebab itu akan mengurangi rasa. Yang boleh diakukan hanya mengurangi jumlah porsi jualan kita,” ujarnya pada mistar.id, Jumat (30/8/24).

Baca juga:Harga Andaliman Tembus Rp 200 Per Kg, IRT dan Pengelola Kuliner di Toba Merintih

Dengan mengurangi jumlah porsi makanan yang akan dijual kata Mulipar, sudah pasti berpengaruh pada hasil penjualan berkurang.

Di tempat terpisah, Mak Heri pedagang di Pasar Tanah Jawa mengatakan, kenaikan harga jual andaliman itu telah berimbas pada sepinya pembeli dan menurunkan omset penjualan.

“Sekarang untuk menjual 8 kilogram per hari saja sudah sangat sulit,” keluhnya.

Dia pun menuturkan, kondisi itu juga diperparah dengan harga jual cabai rawit yang kini merangkak menjadi Rp50.000 per kilogram. “Jadi bukan andaliman saja yang naik, tapi harga cabai rawit pun naik, makin susah lah kita pedagang ini,” ucapnya.

Baca juga:Harga Andaliman di Siantar Hari Ini Tembus Rp300.000 per Kilogram

Menurutnya, kenaikan harga pada bulan Agustus ini belum memasuki masa trek atau sambang buah andaliman akibat cuaca buruk yang terjadi di sejumlah wilayah penghasil andaliman seperti di Balige, Kabupaten Toba, dan Tiga Runggu, Kabupaten Simalungun selama ini.

Ia pun berharap kondisi ini segera berlalu, agar hasil penjualan andaliman dapat kembali normal. (abdi/hm16)

Related Articles

Latest Articles