8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Faktor Harga Pupuk dan Telat Tanam, Indonesia Defisit Beras 2,7 Juta Ton

Jakarta, MISTAR.ID

Pada periode Januari-Februari 2024, stok beras di dalam negeri diprediksi defisit sekitar 2,7 juta ton. Hal ini diperkirakan menjadi pemicu harga beras belum menunjukkan tanda-tanda turun signifikan.

Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras hari ini, pada Senin (29/1/2024) naik dari Rp10 ribu menjadi Rp13.430 per kg beras medium dan naik Rp 40 ke Rp15.280 per kg beras premium. Harga ini merupakan rata-rata harian nasional pada tingkat pedagang eceran.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan salah satu penyebab harga beras masih mahal dan adanya ancaman defisit beras turut dipengaruhi masa tanam petani yang telat.

“Situasinya sedang dapat tekanan dari produksi, sebagian petani kita telat menanam, baru Januari menanam. BPS memperkirakan Januari-Februari defisit 2,7 juta ton, nanti baru ada panen besar di Maret. Jadi sekarang sedang terjadi defisit,” katanya, Senin (29/1/2024).

Masalah yang menyebabkan harga beras belum normal turut disebabkan harga pupuk yang terlampau tinggi. Sedangkan faktor mahalnya harga pupuk salah satunya karena perang Rusia-Ukraina, di mana dua negara itu menjadi produsen bahan baku pupuk.

“Kemudian yang jadi situasi global gangguan rantai pasok karena situasi Laut Merah. Jadi di sana membuat transportasi memutar lewat Afrika Selatan, tadinya lewat terusan Suez lebih pendek sekarang lebih panjang, dan itu menambah waktu dan biaya, itu mendorong harga naik. Situasi nggak mudah moga dengan koordinasi yang dilakukan moga kita tetap bisa mengendalikan inflasi,” kata Bayu.

Untuk mengatasi Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) maka bantuan pangan harus dilaksanakan. (cnbc/hm17)

Related Articles

Latest Articles