16.1 C
New York
Wednesday, October 30, 2024

Berlokasi Dalam Gang, UMKM Binaan Pertamina Mampu Raup Omzet Ratusan Juta

Deli Serdang, MISTAR.ID

Slamet Riadi (56) berjalan santai menuju tokonya. Mengenakan kaos berkerah biru dan celana panjang hitam, ia menyapa pegawainya. Meski berlokasi dalam gang, silih berganti pembeli singgah ke tokonya yang beralamat di Jalan Binjai Km 10 Gang Damai No 142, Desa Paya Geli, Kabupaten Deli Serdang.

“Bika Ambon satu sama bolu pandan satu ya dek,” ucap salah satu pembeli sembari mengambil sepotong kue yang diletak di atas etalase kaca, lalu melahapnya habis.

Sementara itu, di sebelahnya, seorang pelanggan lain sudah menyelesaikan pembayaran. Dengan cekatan dia menuju motornya untuk membawa pulang. Toko Bika Ambon Nasywa milik Slamet Riadi dan istrinya Suwarsih (56), merupakan salah satu UMKM binaan Pertamina.

Slamet memulai usaha bika Ambon pada tahun 2010, namun perjalanannya tidak selalu mulus. Dengan kerja keras dan ketekunan, bika Ambon Nasywa berhasil dikenal sebagai salah satu produsen bika ambon yang diminati pelanggan meski keberadaannya di dalam perkampungan.

Slamet mengisahkan sebelum mendirikan usaha sendiri, ia bekerja di Jalan Mojopahit, Medan, yang terkenal sebagai pusat produksi bika Ambon. Selama empat tahun, Slamet bekerja membuat kue tradisional khas Sumatera Utara itu. Namun, dorongan untuk mandiri membuatnya memutuskan resign dan membuka usaha sendiri.

Karena keterbatasan modal, Slamet sempat bekerja sebagai tukang bangunan. Tekadnya tak surut, dan dengan bantuan orang tuanya, ia menggunakan surat tanah sebagai jaminan pinjaman bank sebesar Rp25 juta untuk memulai usaha bersama istrinya.

Baca Juga : UMKM Bermodal Kecil Sukses Raup Untung hingga Puluhan Juta di Medan

Mereka awalnya memasarkan bika ambon ke tetangga dan menitipkan di kedai-kedai di Terminal Amplas. “Ada sekitar tiga tahun lah itu. Setelah ada peningkatan, saya ajak saudara untuk membantu. Saat itu, saya, istri, dan dua anak yang masih SMP mengelola usaha ini,” kenangnya saat berbincang dengan Mistar.id, Kamis (24/10/24).

Pada 2019, melalui pelatihan pemerintah, Slamet bertemu Pertamina dan menjadi mitra binaan. Pertamina membantu modal dan pelatihan, termasuk pinjaman Rp150 juta untuk memperluas tempat produksi dengan membeli tanah di sebelah rumahnya. Ia dan keluarganya kemudian pindah ke rumah sewaan di dekat lokasi produksi.

“Ini seperti rezeki nomplok, karena selama ini saya hanya dapat pelatihan saja. Setelah mendapat bantuan pinjaman Rp150 juta, saya perbesar tempat produksi dengan membeli tanah kakak saya di sebelah rumah untuk dijadikan rumah produksi. Kemudian kami pindah ke rumah sewaan di dekat sini,” ungkap Slamet sembari mengucap syukur pinjaman juga sudah lunas di 2022.

Dengan bantuan modal dan bimbingan Pertamina, usahanya semakin berkembang.  Kini, ia mempekerjakan 12 karyawan dan menambah varian produk, seperti brownies, bolu pandan, bolu karamel, dan lapis legit. Omzet bulanannya mencapai Rp200 juta, jauh meningkat dibanding sebelum mendapat dukungan Pertamina.

Slamet menggunakan strategi promosi dengan memberikan tester gratis. Tester tersebut berasal dari kue yang tidak layak jual karena bentuknya tidak sempurna. “Pembeli sampai heran, sudah beli, bisa makan gratis, dan testernya dibawa pulang. Saya percaya Allah akan membalas semuanya,” ujar Slamet tersenyum.

Hal ini tidak terlepas dari bantuan dana yang diperolehnya. Slamet berani mengeluarkan biaya untuk promosi ke pembeli. “Keinginan saya itu, jangan dibeli dulu sebelum mencicipi produk yang saya buat. Supaya pembeli gak kecewa,” katanya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles