19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Balada Pedagang Masker Yang Tak Dilirik Lagi, Dulu Sehari Bisa Cuan Jutaan Rupiah

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pemerintah Indonesia mulai melonggarkan aturan pembatasan terkait pencegahan pandemi Covid-19, dengan memperbolehkan masyarakat untuk tidak memakai masker di ruang terbuka.

Berdasarkan pantauan mistar.id, yang dulunya ramai berjejer pedagang-pedagang masker seperti di pusat Kota Pematang Siantar dan Jalan Gereja menuju kota wisata Parapat, sudah tidak banyak lagi kotak masker yang dipajang, baik di tepi jalan maupun di depan toko-toko.

Jumlah pedagang yang menawarkan masker berkurang karena sepi pembeli, sehingga omzetnya turun drastis. Hanya beberapa pedagang yang bertahan berjualan.

Baca juga: Viral di Sosmed Pertengkaran Wanita Tidak Menggunakan Masker dengan Petugas KRL

Salah satu penjual masker di Jalan Kartini, Kota Pematang Siantar, Dhana (30) merasakan dampak kebijakan ini. Ia mengaku omzet yang dihasilkan dari penjualan masker kian menipis.

“Sejak ada keputusan Presiden, boleh buka masker di luar ruangan, penjualan r saya langsung turun sampai lebih dari 50 persen. Biasanya per hari bisa menjual sampai ratusan kotak masker,” ujarnya, Sabtu (27/5/23).

“Kalau dihitung per harinya, keuntungannya diperkirakan Rp 1,5 juta sampai Rp2 juta. Jadi kalau ditotalkan dalam satu bulan sekitar puluhan juta rupiah dari hasil penjualan masker jenis apa aja yang isinya masing-masing berisi 50,” sambung dia.

Dhana menceritakan, saat Virus Corona mewabah, masker begitu banyak dicari lantaran perannya yang begitu penting dalam pencegahan virus itu. Masker diyakini bisa mencegah terjadinya penularan Virus Corona dari droplet atau percikan orang yang terpapar virus.

Baca juga: Libur Lebaran, Kadiskes Simalungun Minta Masyarakat Tetap Memakai Masker

“Sekarang yang cari, cuma sedikit, enggak banyak seperti dulu. Kalau dulu apalagi mau Hari Raya gitu, tengah hari sudah habis banyak saya, namun sekarang lakunya susah. Sehari bisa jual dan dapat keuntungan Rp 300 ribu saja sudah bersyukur,” kata warga Rambung Merah, Kabupaten Simalungun ini.

Pedagang lain, Sutri (60) juga merasakan hal yang sama dengan Dhana. Dimana penurunan penjulan masker dagangannya sebanyak 50-70 persen jika dibandingkan penjualan tahun lalu.

Ia menjelaskan, sejak awal tahun ini penjualan hanya rata-rata saja. Penghasilan penjualan masker yang dibawa pulang hanya Rp 80-120 ribu per harinya.

“Waktu awal pandemi Covid-19 itu pendapatan saya per hari bisa mencapai Rp 500 ribu hingga 1 juta. Sedangkan untuk saat ini kalau jualan dari pagi sampai sore pukul 17.00 WIB, saya hanya dapat sekitar Rp 80 ribu, kadang Rp 120 ribu,” terang dia.

Baca juga: Warga Diingatkan Tetap Pakai Masker Saat Sholat Tarawih di Mesjid

Namun di sisi lain Sutri merasa bersyukur, masih ada pelanggan yang tetap membeli masker. Ini karena banyak yang merasa memakai masker sudah menjadi sesuatu kebiasaan.

“Selain pelajar atau pun pegawai bank misalnya, masih ada juga masyarakat ini terus pakai masker. Mungkin karena sudah kebiasaan, kalau tidak pakai masker seperti ada sesuatu yang kurang, kata mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut Sutri meminta masyarakat tetap memakai masker, karena debu selalu ada, apalagi saat ini cuaca panas, belum lagi penyakit dan virus lain yang juga mengancam.

“Jadi, ancaman itu, bukan hanya Covid-19. Setiap orang yang berisiko tinggi terpapar debu jalanan saat beraktivitas di luar ruangan. Termasuk juga saat berkendara dengan transportasi umum. Jadi, jangan lepaskan masker, terus pakai dimana saja kalau keluar rumah,” pungkasnya dengan tersenyum. (yetty/hm16)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles