Petani Jagung Harapkan Sumbangsih BKSDA Menghalau Monyet di Dairi


Foto tangkapan layar video yang direkam warga menggunakan handphone saat ratusan ekor monyet berada di perbatasan tanaman jagung, Sabtu (12/4/2025). (f:ist/mistar)
Dairi, MISTAR.ID
Petani jagung di Kabupaten Dairi mengharapkan sumbangsih dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), untuk menghalau hama monyet yang merusak tanaman, khususnya jagung.
Harapan para petani jagung dari Kecamatan Berampu, Lae Parira, Tigalingga, Siempat Nempu Hilir, Gunung Sitember, dan Silima Pungga-Pungga, itu disampaikan S Berampu di Sidikalang, Sabtu (12/4/2025).
"Saat ini monyet ramai menghampiri lahan dan merusak pertanian tanaman jagung milik masyarakat Dairi, yang secara merata berada di perbatasan hutan, sungai, dan lembah di sejumlah tempat," tuturnya.
Berampu mengungkapkan, petani terpaksa harus standby siang malam di ladang guna menghalau monyet, baik itu dengan membawa senapan angin maupun anjing. Namun, karena monyetnya banyak, hasilnya tak maksimal.
"Kadang kita berpikir mau membunuh monyet secara massal dengan cara meracun, akan tetapi kita berpikir soal hukum perlindungan, maka kita harap sumbangsih BKSDA," ujarnya.
Tanggapan BKSDA Sumut
Terpisah dikonfirmasi Mistar via telepon, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Sidikalang BKSDA Sumatera Utara (Sumut), Tuahman Raya Tarigan, mengatakan bahwa pihaknya sudah banyak menerima laporan masyarakat.
"Secara khusus para perusahaan besar yan bergerak di bidang tanaman ubi, kopi, jagung dan lainnya. Hingga ada meminta rekomendasi pemasangan kabel listrik kejut untuk menghalau monyet agar tak masuk," tuturnya.
Tuahman menegaskan, sampai saat ini tidak ada aturan yang menyebut monyet hewan yang dilindungi. Namun soal pemusnahan bisa muncul perspektif pro-kontra antara komunitas pecinta hewan dengan warga.
"Untuk itu BKSDA hanya bisa mengimbau warga petani agar tetap menghalau, sebab habitat dan perkembangan populasi sangat masiv, satu jantan monyet bisa mengawini 50 betina per hari. Jadi untuk mengungsikan monyet harus ke tempat pulau terisolasi lah," ujar Tuahman mengakhiri.
Sebelumnya, petani di Tigalingga, T Pakpahan, juga mengeluhkan tanaman jagungnya harus dijaga siang malam. Kalau tidak, kehadiran ratusan ekor monyet tidak perlu lama merusak hektaran jagung dan gagal panen. (manru/hm27)