Saturday, March 15, 2025
home_banner_first
BINJAI-LANGKAT

Tradisi Berbuka Puasa Bubur Pedas yang Kaya Rempah di Masjid Raya Stabat

journalist-avatar-top
Jumat, 14 Maret 2025 21.14
tradisi_berbuka_puasa_bubur_pedas_yang_kaya_rempah_di_masjid_raya_stabat

Sejumlah warga mengambil bubur pedas yang disediakan di Masjid Raya Stabat selama Bulan Ramadan.(f:endang/mistar)

news_banner

Langkat, MISTAR.ID

Sebuah tradisi yang khas di Masjid Raya Stabat, Kabupaten Langkat, menyajikan bubur pedas kaya rempah sebagai hidangan berbuka puasa setiap hari selama Bulan Ramadan.

"Sejak awal puasa 1446 Hijriah pihak masjid sudah menyediakan menu berbuka puasa setiap harinya dengan menu khas melayu Langkat yaitu bubur pedas," kata Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Raya Stabat, Tengku Muhamad Benyamin, Jumat (14/3/2025).

Bubur pedas ini bukan hanya sebuah makanan, tetapi juga bagian dari budaya Melayu Langkat yang kaya akan rempah-rempah dan daun-daunan yang memiliki berbagai khasiat.

Tradisi ini sudah berlangsung puluhan tahun, dengan sekitar 300 porsi bubur pedas disajikan setiap hari bagi warga yang berbuka puasa di masjid yang dibangun pada tahun 1904 tersebut.

Keunikan dari bubur pedas adalah bahan-bahan yang digunakan, seperti kentang, wortel, tauge, ikan asin, serta berbagai rempah-rempah seperti kunyit, temu kunci, jintan, dan serai.

Bahkan ada daun-daun yang jarang digunakan dalam masakan sehari-hari, seperti daun mengkudu, daun kunyit, dan daun jambu biji, yang memberikan rasa khas pada bubur ini.

Pembuatan bubur pedas ini juga memerlukan proses yang rumit dan hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, menjadikannya hidangan yang istimewa.

Selain untuk berbuka puasa, bubur pedas ini juga dikenal sebagai kuliner warisan Kesultanan Deli yang sering dinikmati dalam berbagai acara besar seperti pernikahan atau Lebaran.

Warga sekitar dan mereka yang melintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) sering singgah di Masjid Raya Stabat untuk menikmati hidangan ini, yang dipercaya bisa menghangatkan tubuh dan menyegarkan tubuh setelah berpuasa seharian.

Pada Bulan Ramadan, selain bubur pedas, pihak masjid juga menyajikan menu makan malam berupa nasi dan lauk pauk untuk para jemaah yang berbuka. Tradisi ini menunjukkan pentingnya peran masjid sebagai pusat kebudayaan dan sosial di tengah masyarakat setempat.

“Insya Allah selama Bulan Ramadan ini bubur pedas dan makan malam akan selalu tersedia di Masjid Raya Stabat ini,” ujarnya Benyamin mengakhiri.

Sementara, sejumlah warga yang kebetulan melintas dan berbuka puasa di Masjid Raya Stabat mengaku suka dengan rasa bubur pedas yang disajikan oleh pengelola Masjid Raya Stabat.

Haris misalnya, warga Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh yang kebetulan berbuka puasa di Masjid Raya Stabat menyatakan bubur pedas di Kabupaten Langkat tak jauh berbeda rasanya dengan bubur pedas di daerahnya.

“Jadi rasanya hampir sama dengan bubur pedas kami di Aceh Tamiang. Namun mencari bubur pedas di luar bulan puasa itu yang sulit. Jarang orang mau buat bubur pedas, karena terlalu banyak bumbu dan rempah untuk membuatnya,” tuturnya. (endang/hm27)

REPORTER:

RELATED ARTICLES